Analisis Puisi:
Puisi "Ibu Gubernur" karya Muhammad Rois Rinaldi merupakan potret satiris tentang praktik kekuasaan yang penuh manipulasi dan kepentingan. Dengan gaya lugas dan kritis, penyair menyampaikan kritik sosial-politik melalui dialog imajiner yang menghadirkan tokoh “ibu” sebagai simbol penguasa.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kritik terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan praktik ketidakadilan dalam birokrasi.
Puisi ini bercerita tentang seorang anak yang menyampaikan kabar kepada ibunya—yang dalam puisi disebut gubernur—tentang adanya demonstrasi mahasiswa terkait masalah dana hibah. Dalam penyampaiannya, muncul nada sinis yang menyingkap praktik manipulatif, termasuk pembagian dana yang tidak adil serta kehadiran “anjing-anjing penjilat” sebagai simbol para pendukung atau aparat yang melindungi kepentingan kekuasaan.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik atas praktik korupsi, ketidakadilan, serta adanya budaya patronase di lingkaran kekuasaan. Penyair ingin menunjukkan bagaimana rakyat kecil (dalam hal ini mahasiswa) harus turun ke jalan memperjuangkan keadilan, sementara elit politik sibuk mengatur pembagian dana demi kepentingan kelompoknya.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini terasa sinis, getir, dan penuh ironi. Ada perasaan muak terhadap praktik kotor politik, tetapi disampaikan dengan gaya satir yang menusuk.
Amanat / pesan yang disampaikan
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa kekuasaan seharusnya dijalankan dengan keadilan, bukan dengan manipulasi atau pembagian yang semena-mena. Selain itu, puisi ini juga menekankan pentingnya suara rakyat dan mahasiswa sebagai kontrol terhadap pemerintah yang sering lalai terhadap amanah.
Imaji
Beberapa imaji yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
- “besok, sekumpulan mahasiswa akan menggelar demo” → menghadirkan imaji visual tentang aksi protes di jalanan.
- “malam ini kirimkanlah anjing-anjing penjilatmu” → imaji metaforis yang kuat untuk menggambarkan pendukung atau aparat yang tunduk pada kekuasaan.
- “Hitung lagi pembagiannya, jangan sampai kurang” → imaji konkret tentang praktik pembagian dana yang menekankan adanya manipulasi dalam kebijakan publik.
Majas
Puisi ini menggunakan beberapa majas, di antaranya:
- Sarkasme: “anjing-anjing penjilatmu” sebagai sindiran keras terhadap para pelayan kekuasaan.
- Ironi: “ini yang biasa kita sebut asas keberadilan” yang justru mengandung makna sebaliknya, yakni ketidakadilan.
- Metafora: penggambaran aparat atau pengikut setia kekuasaan sebagai “anjing penjilat”.
Puisi "Ibu Gubernur" karya Muhammad Rois Rinaldi menghadirkan kritik sosial yang tajam terhadap penyalahgunaan kekuasaan, praktik korupsi, dan ketidakadilan. Dengan gaya satir dan penuh sindiran, puisi ini mengingatkan pembaca bahwa keadilan tidak boleh dimaknai sebagai permainan pembagian dana, melainkan sebagai hak rakyat yang seharusnya dijunjung tinggi.
Puisi: Ibu Gubernur
Karya: Muhammad Rois Rinaldi
Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
- Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
