Analisis Puisi:
Remy Sylado dikenal sebagai sastrawan yang kaya dengan permainan bahasa, kedalaman makna, dan kecenderungan menggali sisi-sisi batin manusia. Puisi "Kini Satu" merupakan salah satu karya yang sederhana secara diksi, namun sarat dengan nuansa emosional. Kata “gundah” yang berulang menjadi kunci pembuka untuk mengungkap isi hati penyair tentang cinta, kegelisahan, dan akhirnya penyatuan rasa.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perjalanan batin dari kegundahan menuju kesatuan cinta. Kegelisahan yang lahir dari cinta akhirnya menemukan jawaban dalam penyatuan dua hati.
Puisi ini bercerita tentang seorang aku liris yang dilanda gundah karena cinta. Ia mempertanyakan alasan kegundahan itu, seolah mencari jawaban atas perasaan yang hadir. Namun pada akhirnya, kegundahan tersebut reda ketika ia menyadari bahwa dua hati telah menyatu.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa kegundahan dalam cinta sering kali merupakan bagian dari perjalanan menuju kesatuan. Perasaan gelisah, ragu, atau resah adalah bagian dari proses, dan justru menunjukkan kedalaman cinta itu sendiri. Ketika cinta menemukan kepastian, kegundahan pun lenyap karena cinta telah menyatukan dua hati.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini adalah resah namun penuh harapan. Pada awalnya pembaca dibawa ke dalam kegundahan, tetapi pada akhirnya suasana beralih menjadi lega dan bahagia setelah ada penyatuan rasa.
Amanat / Pesan yang disampaikan
Pesan yang disampaikan puisi ini adalah bahwa cinta sejati mampu menghapus kegelisahan. Meski cinta sering membawa keraguan, keresahan, dan pertanyaan, pada akhirnya cinta itu sendiri akan memberi jawaban berupa kebahagiaan dan kesatuan.
Imaji
Puisi ini menampilkan imaji yang sederhana, lebih mengarah ke imaji batin dan perasaan:
- “Gundah lantaran sukma yang tersamar” → imaji abstrak yang menggambarkan kebingungan hati.
- “Gundah tiba-tiba hadir di saat aku butuhkan kata” → imaji perasaan yang menekankan kebutuhan akan kepastian.
- “Lantaran dua hati kini satu” → imaji penyatuan yang menutup kegelisahan.
Majas
Beberapa majas yang hadir dalam puisi ini antara lain:
- Repetisi – kata "gundah" diulang pada setiap bait sebagai penegasan suasana hati.
- Metafora – “sukma yang tersamar” melambangkan jiwa atau perasaan yang belum jelas.
- Personifikasi – kegundahan digambarkan seolah-olah bisa hadir tiba-tiba dan memberi dampak nyata.
- Antitesis – antara gundah di awal dan ketenangan di akhir, menunjukkan kontras suasana batin.
Puisi "Kini Satu" karya Remy Sylado adalah refleksi tentang kegundahan cinta yang akhirnya menemukan jawaban dalam penyatuan dua hati. Dengan tema cinta dan kegelisahan, puisi ini bercerita tentang perjalanan batin seorang aku liris yang berangkat dari rasa resah menuju kedamaian. Makna tersiratnya adalah bahwa cinta sejati akan menghapus kegelisahan dengan kebersatuan. Imaji yang sederhana dan majas repetisi menegaskan suasana batin yang mendominasi puisi ini. Pada akhirnya, karya ini menyampaikan pesan bahwa meski cinta kadang menimbulkan keresahan, pada akhirnya ia memberi kebahagiaan melalui penyatuan.
Karya: Remy Sylado
