Kugenggam Erat
kugenggam erat setangkai bunga
ketika anak-anak menyerbu, suamiku; siapa tahu
setelah mereka reda
ia masih tetap di tanganku, untukmu
Analisis Puisi:
Puisi "Kugenggam Erat" karya Sapardi Djoko Damono merupakan sebuah karya yang menghadirkan gambaran tentang kekuatan ikatan emosional dan simbolisme dalam hubungan manusia.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah tentang kekuatan cinta dan ikatan yang terjalin di antara individu. Puisi ini menggambarkan momen di mana seseorang memegang erat "setangkai bunga" dalam situasi yang mungkin penuh dengan keramaian dan tantangan, tetapi tetap mempertahankan kehadiran dan komitmen terhadap seseorang yang tersayang.
Imaji
Sapardi Djoko Damono menggunakan imaji bunga sebagai simbol dari keindahan dan kelembutan, serta sebagai simbol dari sesuatu yang dipegang dengan erat dan penuh perasaan. Penggambaran "kugenggam erat setangkai bunga" menciptakan gambaran tentang tindakan fisik yang juga bermakna emosional dalam konteks puisi ini.
Suasana dan Nuansa
Suasana dalam puisi ini terasa intim dan penuh dengan kehangatan. Meskipun ada keramaian ("ketika anak-anak menyerbu"), kehadiran "suamiku" tetap menjadi pusat perhatian dan rasa aman dalam kehidupan sehari-hari. Nuansa kebersamaan dan ketenangan terpancar melalui penggambaran ini.
Bahasa dan Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono dalam puisi ini sederhana namun penuh dengan makna. Pilihan kata-kata seperti "kugenggam erat" dan "untukmu" memperkuat intensitas emosi dan makna dari tindakan fisik sederhana namun penuh arti.
Makna Simbolis
Secara simbolis, "Kugenggam Erat" menggambarkan kekuatan cinta dan komitmen yang diwujudkan melalui tindakan sederhana seperti memegang bunga dengan erat. Bunga dalam puisi ini bisa melambangkan keindahan dan keabadian cinta, sementara tindakan memegangnya dengan erat bisa melambangkan keinginan untuk mempertahankan hubungan yang berarti.
Puisi "Kugenggam Erat" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran yang indah tentang kekuatan cinta dan hubungan manusia. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang sederhana namun dalam, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang kebersamaan, komitmen, dan kehangatan dalam hubungan yang dijalin di tengah keramaian dan kehidupan sehari-hari.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
