Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Perjalanan (Karya Fikar W. Eda)

Puisi "Perjalanan" karya Fikar W. Eda menggambarkan suasana malam yang sunyi: tanpa mimpi, angin yang luluh, embun di ranting, dan cahaya bulan ...
Perjalanan

Malam lewat tanpa mimpi
kemesraan anginpun luluh
pada embun yang hinggap
di ranting-ranting musim
bulan sepotong
menembus kaca jendela
betapa perjalanan ini
mengasingku pada peradaban lain
yang tak pernah kumengerti.

Banda Aceh-Takengon, Januari 1988

Sumber: Rencong (2005)

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan" karya Fikar W. Eda adalah sebuah refleksi batin tentang keterasingan, waktu, dan ruang hidup manusia. Dengan bahasa yang sederhana namun kaya makna, puisi ini menyuguhkan pengalaman personal yang sekaligus universal: perjalanan hidup yang membawa seseorang pada perasaan asing terhadap dunia yang ditemuinya.

Tema

Tema utama puisi ini adalah keterasingan dalam perjalanan hidup. Penyair menggambarkan perjalanan bukan hanya sebagai perpindahan fisik, melainkan sebagai pengalaman batin yang membawa manusia pada kesadaran baru—bahwa dunia sering kali terasa asing dan tidak sepenuhnya dimengerti.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang sedang melakukan perjalanan di tengah malam. Ia menggambarkan suasana malam yang sunyi: tanpa mimpi, angin yang luluh, embun di ranting, dan cahaya bulan yang menembus jendela. Semua itu menjadi latar perasaan dirinya yang terasing, seolah ia dibawa pada "peradaban lain" yang asing dan sulit dipahami.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah perjalanan hidup manusia sering kali membawa kita pada situasi yang tidak kita mengerti, bahkan terasa asing dan menimbulkan rasa keterasingan. Perjalanan bukan sekadar tentang tempat, tetapi juga tentang pencarian jati diri, pengalaman emosional, dan pertemuan dengan realitas baru yang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah sunyi, melankolis, dan kontemplatif. Malam tanpa mimpi, bulan sepotong, dan embun di ranting musim menciptakan atmosfer yang hening, sekaligus memperkuat kesan keterasingan dan keheningan batin sang penyair.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat ditarik dari puisi ini adalah setiap perjalanan dalam hidup akan membawa kita pada pengalaman yang mungkin asing dan tidak selalu mudah dimengerti, namun di situlah manusia belajar untuk menerima, merenung, dan menemukan makna hidupnya sendiri.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji alam yang kuat, antara lain:
  • Imaji visual: "bulan sepotong menembus kaca jendela", menghadirkan bayangan cahaya bulan yang indah namun redup.
  • Imaji perabaan: "embun yang hinggap di ranting-ranting musim", memberikan kesan kesejukan dan kelembutan.
  • Imaji perasaan: "mengasingku pada peradaban lain", menegaskan rasa keterasingan batin penyair.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi – "kemesraan anginpun luluh pada embun" memberi sifat manusia pada angin dan embun.
  • Metafora – "perjalanan ini mengasingku pada peradaban lain" mengibaratkan perjalanan sebagai proses yang membawa pada keterasingan hidup.
  • Hiperbola – "malam lewat tanpa mimpi" memperkuat suasana hampa dan sepi yang dialami penyair.
Puisi "Perjalanan" karya Fikar W. Eda menyajikan renungan tentang arti perjalanan yang lebih dalam dari sekadar berpindah tempat. Ia menggambarkan keterasingan manusia di tengah perjalanan hidupnya dengan suasana malam yang hening, imaji alam yang kuat, serta majas yang memperindah ungkapan. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk menyadari bahwa perjalanan hidup tidak selalu memberikan jawaban, tetapi justru membuka ruang kontemplasi atas misteri yang menyelimuti kehidupan.

Fikar W. Eda
Puisi: Perjalanan
Karya: Fikar W. Eda

Biodata Fikar W. Eda:
  • Fikar W. Eda lahir pada tanggal 8 Mei 1966 di Takengon, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.