Sumber: Luka Bayang (1964)
Analisis Puisi:
Puisi "Segi" karya Harijadi S. Hartowardojo mengandung refleksi mendalam tentang kebebasan, eksistensialisme, dan pencarian makna hidup. Dengan menggunakan metafora yang kaya dan penggambaran yang sederhana namun mendalam, Harijadi mengajak pembaca untuk merenungkan posisi mereka dalam kehidupan dan hubungan dengan dunia di sekitar mereka.
Tema Utama
- Kebebasan dan Pemberontakan: Tema utama dari puisi ini adalah kebebasan individu dan pemberontakan terhadap janji-janji yang mengikat. Pembicara dalam puisi ini menyatakan, "Kulepaskan diri dari segala janji, aku ingkar," yang menunjukkan sikap pemberontakan dan keinginan untuk membebaskan diri dari segala bentuk ikatan.
- Eksistensialisme dan Pencarian Makna: Puisi ini juga menggambarkan pencarian makna hidup dan posisi individu dalam semesta. Pembicara merenungkan posisi mereka, "Di batas, aku meninjau ke bawah dan membanding / Di bawah, aku memandang ke atas dan membanding," yang mencerminkan upaya untuk memahami tempat mereka dalam dunia yang lebih besar.
- Kesadaran dan Keterasingan: Puisi ini mencerminkan kesadaran dan keterasingan individu dalam dunia. Penggambaran "telanjang seperti bayi baru lahir" mencerminkan kerentanan dan ketidakberdayaan manusia saat dihadapkan pada tantangan eksistensial dan realitas dunia.
Struktur dan Gaya Bahasa
- Metafora dan Simbolisme: Harijadi menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan makna yang mendalam. Janji yang dilepaskan dan tantangan yang dinanti tanpa ditunggu mencerminkan kebebasan dan ketidakpastian dalam kehidupan. Posisi di batas dan bawah yang dibandingkan mencerminkan pencarian makna dan upaya untuk memahami diri sendiri dalam konteks yang lebih luas.
- Penggunaan Kontras: Puisi ini menggunakan kontras antara atas dan bawah, serta telanjang dan berpakaian, untuk menggambarkan dualitas dan kompleksitas dalam kehidupan. Kontras ini menyoroti perbedaan perspektif dan pentingnya memahami berbagai sudut pandang dalam pencarian makna.
Interpretasi
Puisi "Segi" menggambarkan perjalanan eksistensial individu yang berusaha untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Keinginan untuk membebaskan diri dari janji dan ikatan mencerminkan pencarian kebebasan dan keaslian. Pembicara dalam puisi ini mencoba menemukan keseimbangan dan pemahaman dengan membandingkan posisi mereka di berbagai titik, baik dari batas maupun dari bawah.
Penggambaran "telanjang seperti bayi baru lahir" menunjukkan kerentanan dan ketulusan dalam pencarian makna. Ini mencerminkan bahwa dalam pencarian eksistensial, individu harus bersikap terbuka dan jujur terhadap diri sendiri, mengakui ketidakberdayaan mereka dan menghadapi tantangan dengan keberanian.
Puisi "Segi" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah refleksi mendalam tentang kebebasan, eksistensialisme, dan pencarian makna hidup. Melalui penggunaan metafora yang kaya dan penggambaran yang sederhana namun mendalam, Harijadi mengajak pembaca untuk merenungkan posisi mereka dalam kehidupan dan hubungan dengan dunia di sekitar mereka. Puisi ini menyoroti pentingnya kebebasan individu, kesadaran, dan keterasingan dalam perjalanan eksistensial menuju pemahaman diri dan makna hidup.
Puisi: Segi
Karya: Harijadi S. Hartowardojo
Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
- Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
- Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
- Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
