Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sinar Bulan Menyuram Perlahan (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Sinar Bulan Menyuram Perlahan" karya Toto ST Radik bercerita tentang perjalanan malam ketika cahaya bulan memudar, angin bersembunyi, dan ...
Sinar Bulan Menyuram Perlahan
(Bersama Rys Revolta)

Sinar bulan menyuram perlahan
angin sembunyi di lembah sunyi
serangga pun berhenti melagu puisi
saat gulita melulur mata
jadi punah segala warna
tinggal gelisah berputar berpusar
menerkam wajah tanpa darah.

Analisis Puisi:

Puisi "Sinar Bulan Menyuram Perlahan" karya Toto ST Radik merupakan puisi pendek yang sarat dengan simbol kegelapan, kesunyian, dan kegelisahan batin. Dengan bahasa yang padat, penyair menggambarkan peralihan suasana malam yang perlahan ditelan gulita, meninggalkan perasaan resah yang berputar di dalam diri manusia.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kesunyian malam dan kegelisahan batin. Kegelapan malam dijadikan medium untuk merefleksikan perasaan cemas yang tak berujung.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan malam ketika cahaya bulan memudar, angin bersembunyi, dan suara serangga berhenti, sehingga yang tersisa hanyalah gulita yang menelan warna. Dalam keadaan itu, kegelisahan muncul dan menguasai jiwa, seolah menerkam wajah tanpa daya.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah ketidakberdayaan manusia di hadapan kesunyian dan kegelapan hidup. Cahaya bulan yang meredup bisa ditafsirkan sebagai hilangnya harapan, sementara gulita melambangkan ketakutan atau penderitaan. Kegelisahan yang berputar adalah simbol batin yang terusik oleh keadaan yang sulit dikendalikan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah sunyi, muram, dan penuh kegelisahan. Tidak ada kehidupan yang riuh; semua terhenti dan memberi ruang bagi rasa cemas yang mendominasi.

Amanat / Pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang dapat ditangkap adalah pentingnya kesiapan jiwa menghadapi kegelapan atau kesepian hidup. Setiap manusia akan berhadapan dengan fase gelap dalam kehidupannya, dan hanya keteguhan batin yang bisa membuatnya tetap bertahan.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat:
  • Visual: “Sinar bulan menyuram perlahan” dan “jadi punah segala warna” menggambarkan suasana malam yang semakin gelap.
  • Auditori: “serangga pun berhenti melagu puisi” membangun kesan hening total.
  • Kinestetik: “gelisah berputar berpusar” menghadirkan sensasi perasaan yang mencekam dan tak tenang.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi – bulan seolah memiliki sinar yang menyuram, angin bisa bersembunyi, serangga berhenti melagu.
  • Metafora – gulita yang melulur mata sebagai simbol kegelapan hidup.
  • Hiperbola – “menerkam wajah tanpa darah” menegaskan rasa cemas dan ketakutan yang mencekam.
Puisi "Sinar Bulan Menyuram Perlahan" karya Toto ST Radik merupakan potret singkat namun tajam tentang kesunyian malam yang berubah menjadi simbol kegelisahan batin manusia. Dengan tema kesepian dan kegelapan, puisi ini bercerita tentang meredupnya cahaya harapan, meninggalkan gulita yang menyelimuti jiwa. Imaji visual dan auditori yang kuat, serta penggunaan majas personifikasi dan metafora, menjadikan puisi ini meskipun singkat, mampu menghadirkan suasana mencekam yang membekas di benak pembaca.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Sinar Bulan Menyuram Perlahan
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.