Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu (Karya Herman RN)

Puisi "Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu" karya Herman RN bercerita tentang peperangan yang diibaratkan sebagai makhluk atau entitas hidup. Ia tidak ...
Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu

Aku lahir dari pertengkaran Bapak dan Ibu
aku tak berbapak jua tak beribu
tak ada zigot yang membuahkan aku
aku lahir dari sebentuk penindasan
tak ada darah tak ada lahirku
Aku pula tak tahu siapa pemeliharaku

aku besar dan mendunia hampir ke seluruh penjuru
dan mereka menimangku untuk terkenal dan menang
sesama mereka ada aku
di antara mereka ada aku
di rumah, di desa, di kota, di negara, aku ada
akulah peperangan yang lahir tanpa Bapak dan Ibu
maka setelah senjata dikubur
panah dibusur
keris dan rencong dilebur
aku masih mencari di ujung sana akan aku.

Januari, 2005

Analisis Puisi:

Puisi "Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu" karya Herman RN adalah sebuah karya yang sarat makna, menghadirkan refleksi mendalam tentang peperangan yang digambarkan sebagai sesuatu yang lahir tanpa asal-usul jelas, tanpa kasih sayang, dan tanpa akar kemanusiaan. Melalui gaya bahasa simbolis, penyair membangun gambaran tentang perang yang hidup, tumbuh, dan mewarnai kehidupan manusia di berbagai tempat.

Tema

Tema utama puisi ini adalah peperangan sebagai entitas yang merusak kehidupan manusia. Puisi ini memperlihatkan bagaimana perang hadir, berkembang, dan menyebar tanpa mengenal batas ruang maupun waktu.

Puisi ini bercerita tentang peperangan yang diibaratkan sebagai makhluk atau entitas hidup. Ia tidak lahir dari cinta kasih, melainkan dari pertengkaran, penindasan, dan kekerasan. Sejak “kelahirannya,” perang mendunia, menjelma ke dalam kehidupan manusia, merambah rumah, desa, kota, hingga negara. Bahkan setelah senjata-senjata dihentikan, perang tetap mencari bentuk lain untuk terus ada.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa perang adalah ciptaan manusia, tetapi ketika ia lahir, ia tumbuh liar dan menelan kehidupan tanpa kendali. Puisi ini ingin mengatakan bahwa peperangan tidak pernah benar-benar berakhir, karena ia selalu mencari cara baru untuk hadir di tengah-tengah manusia, baik secara fisik maupun non-fisik, misalnya dalam bentuk konflik, pertikaian, atau penindasan.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang tergambar adalah kelam, getir, dan reflektif. Puisi ini menghadirkan nuansa pahit tentang kenyataan bahwa perang tidak hanya merusak secara fisik, tetapi juga menghantui batin manusia.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang bisa ditarik dari puisi ini adalah bahwa perang adalah musuh bersama umat manusia. Ia tidak memiliki orang tua, tidak memiliki kasih sayang, dan tidak pernah membawa kebahagiaan. Karena itu, manusia seharusnya berusaha menghapus perang dari kehidupan dengan menegakkan perdamaian, persaudaraan, dan keadilan.

Imaji

Puisi ini menyuguhkan beberapa imaji yang kuat:
  • Imaji visual: “senjata dikubur, panah dibusur, keris dan rencong dilebur” → gambaran konkret tentang usaha manusia mengakhiri perang.
  • Imaji perasaan: rasa takut, getir, dan kesadaran bahwa perang masih terus menghantui meskipun sudah berusaha dihapuskan.
  • Imaji eksistensial: peperangan yang digambarkan seperti manusia, “lahir, besar, mendunia,” seolah benar-benar makhluk hidup.

Majas

Beberapa majas yang hadir dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – peperangan digambarkan sebagai makhluk yang “lahir tanpa bapak dan ibu.”
  • Personifikasi – perang seolah dapat “besar dan mendunia,” “ditimang,” dan “mencari di ujung sana.”
  • Repetisi – pengulangan kata “aku” untuk menegaskan identitas perang sebagai subjek utama.
  • Simbolisme – senjata tradisional seperti keris, rencong, panah melambangkan sejarah panjang peperangan manusia.
Puisi "Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu" karya Herman RN adalah refleksi mendalam tentang perang yang tidak memiliki akar kemanusiaan, lahir dari kebencian dan penindasan, lalu menyebar dan menghancurkan kehidupan manusia. Melalui simbol, imaji, dan majas yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali arti perdamaian dan pentingnya menghentikan siklus peperangan yang tidak pernah benar-benar usai.

Herman RN
Puisi: Terlahir Tanpa Bapak dan Ibu
Karya: Herman RN

Biodata Herman RN:
  • Herman RN lahir pada tanggal 20 April 1983 di Kluet, Aceh Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.