Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Debur Ombak Itulah (Karya L.K. Ara)

Puisi "Debur Ombak Itulah" karya L.K. Ara mengeksplorasi tema-tema sejarah, kebanggaan nasional, dan kehormatan terhadap para pahlawan yang ...
Debur Ombak Itulah

Debur ombak itulah
yang memanggil-manggil
hingga kami menjejakkan kaki ke tempat ini
pada suatu petang yang tenang
menyelusuri jalan yang membentang
dari jalan beraspal hingga jalan bebatuan
hingga ke pinggir lautan

tiba di pintu gerbang yang terbuka
dan leluasa memandang selat Melaka
terbayang kapal-kapal perang siap siaga
dengan 2000 para janda
prajurit yang terlatih dan setia
membela tanah pusaka
dari serangan Portugis dan Belanda

batu-batu benteng masih berdiri
meski kurang terpelihara
lubang-lubang pengintaian
masih terbuka ke arah lautan
tempat musuh datang menyerang
dan kami menyaksikan itu
setelah lebih 500 tahun berlalu
pada saat akar telah menjalar membesar
melilit benteng batu
pada saat lumut menebal
menempel benteng batu
kini kami rindu pada keperkasaanmu
wahai laksamana pertama di dunia
kini kami kehilangan
rasa kepahlawanan
rasa pengabdian
rasa kesetiaan
karena lebih memuja kemewahan
harta benda, pangkat dan kekuasaan

debur ombak itulah
yang setia mengabdi
sepanjang sejarah dari dulu hingga kini
yang terus berdebur dalam diri
hingga kami tak kan melupakannmu Laksama Malahayati.

Banda Aceh, 11/1/2012

Analisis Puisi:

Puisi "Debur Ombak Itulah" karya L.K. Ara mengeksplorasi tema-tema sejarah, kebanggaan nasional, dan kehormatan terhadap para pahlawan yang melindungi tanah air. Melalui deskripsi tentang benteng, laut, dan perang, penyair menciptakan gambaran yang kuat tentang masa lalu yang gemilang.

Penggunaan Gambaran: Penyair menggunakan gambaran-gambaran alam, seperti debur ombak dan benteng batu, untuk menyampaikan pesan tentang keberanian dan kebanggaan nasional. Gambaran-gambar ini menggambarkan kekuatan alam yang bersinergi dengan keberanian manusia dalam melindungi tanah air.

Nostalgia dan Kehilangan: Puisi ini juga mencerminkan rasa nostalgia terhadap masa lalu yang penuh dengan kepahlawanan dan pengabdian. Penyair merindukan nilai-nilai seperti pengabdian, kesetiaan, dan keberanian yang tampaknya telah hilang dalam zaman modern yang lebih memuja kemewahan dan kekuasaan.

Pujian Terhadap Laksamana Malahayati: Penyair secara khusus menghormati Laksamana Malahayati, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin perang wanita terkemuka dalam sejarah Indonesia. Puisi ini menjadi suatu bentuk penghormatan terhadap keberanian dan pengabdian Laksamana Malahayati serta para pejuang lainnya.

Makna Kedalaman: Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kepahlawanan, pengabdian, dan kesetiaan yang masih relevan dalam masyarakat modern. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara dan menghormati warisan sejarah serta nilai-nilai yang dipegang teguh oleh para pahlawan masa lalu.

Puisi "Debur Ombak Itulah" karya L.K. Ara adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran akan nilai-nilai sejarah, kepahlawanan, dan kebanggaan nasional. Melalui gambaran-gambar yang kuat dan pujian terhadap para pahlawan, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya menghormati dan merayakan warisan sejarah bangsa.

L.K. Ara
Puisi: Debur Ombak Itulah
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.