Analisis Puisi:
Puisi "Debur Ombak Itulah" karya L.K. Ara mengeksplorasi tema-tema sejarah, kebanggaan nasional, dan kehormatan terhadap para pahlawan yang melindungi tanah air. Melalui deskripsi tentang benteng, laut, dan perang, penyair menciptakan gambaran yang kuat tentang masa lalu yang gemilang.
Penggunaan Gambaran: Penyair menggunakan gambaran-gambaran alam, seperti debur ombak dan benteng batu, untuk menyampaikan pesan tentang keberanian dan kebanggaan nasional. Gambaran-gambar ini menggambarkan kekuatan alam yang bersinergi dengan keberanian manusia dalam melindungi tanah air.
Nostalgia dan Kehilangan: Puisi ini juga mencerminkan rasa nostalgia terhadap masa lalu yang penuh dengan kepahlawanan dan pengabdian. Penyair merindukan nilai-nilai seperti pengabdian, kesetiaan, dan keberanian yang tampaknya telah hilang dalam zaman modern yang lebih memuja kemewahan dan kekuasaan.
Pujian Terhadap Laksamana Malahayati: Penyair secara khusus menghormati Laksamana Malahayati, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin perang wanita terkemuka dalam sejarah Indonesia. Puisi ini menjadi suatu bentuk penghormatan terhadap keberanian dan pengabdian Laksamana Malahayati serta para pejuang lainnya.
Makna Kedalaman: Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kepahlawanan, pengabdian, dan kesetiaan yang masih relevan dalam masyarakat modern. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara dan menghormati warisan sejarah serta nilai-nilai yang dipegang teguh oleh para pahlawan masa lalu.
Puisi "Debur Ombak Itulah" karya L.K. Ara adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran akan nilai-nilai sejarah, kepahlawanan, dan kebanggaan nasional. Melalui gambaran-gambar yang kuat dan pujian terhadap para pahlawan, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya menghormati dan merayakan warisan sejarah bangsa.