Desa Tak Asri Lagi
Hijau dan segar
Burung terbang kesana kemari
Sawah luas terbentang
Banyak anak bermain layangan
Kini, semua berbeda
Sawah hilang berganti pabrik
Mengepulkan asap dan limbah
Rindu desa yang dulu
Sejuknya udara
Di pagi hari
Yang selalu dinanti
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi “Desa Tak Asri Lagi” karya Ima Yusrina menggambarkan perubahan wajah pedesaan yang dahulu indah, hijau, dan menenangkan, menjadi kawasan industri yang kehilangan keasriannya. Dengan gaya sederhana dan bahasa yang jernih, penyair menyampaikan kerinduan terhadap masa lalu sekaligus keprihatinan terhadap perubahan lingkungan akibat modernisasi dan pembangunan yang tidak seimbang.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kerusakan lingkungan dan hilangnya keasrian desa akibat industrialisasi. Ima Yusrina menyoroti pergeseran nilai dan suasana hidup di desa ketika alam yang semula menjadi sumber kesejukan berubah menjadi tempat yang penuh polusi karena kehadiran pabrik.
Puisi ini bercerita tentang perubahan besar yang terjadi di sebuah desa, dari yang dahulu penuh hijau, sawah luas, burung yang beterbangan, dan anak-anak bermain layangan, kini berubah menjadi kawasan industri dengan pabrik yang mengepulkan asap dan limbah. Penyair menampilkan kontras antara masa lalu yang damai dan masa kini yang sesak serta kehilangan keindahan alami.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik terhadap dampak negatif pembangunan dan industrialisasi terhadap lingkungan hidup dan nilai kemanusiaan. Ima Yusrina ingin menyampaikan bahwa kemajuan tidak selalu berarti kebaikan jika mengorbankan keasrian alam serta kehidupan masyarakat desa. Selain itu, ada juga makna kerinduan terhadap masa lalu yang sederhana namun penuh kedamaian.
Suasana dalam puisi
Suasana puisi ini nostalgis dan sedih. Pada awalnya, penyair menghadirkan nuansa damai dan bahagia melalui gambaran “hijau dan segar” serta “anak bermain layangan.” Namun, suasana itu berubah menjadi muram dan kehilangan harapan ketika muncul larik tentang “pabrik mengepulkan asap dan limbah.”
Amanat / pesan yang disampaikan puisi
Pesan yang ingin disampaikan Ima Yusrina adalah pentingnya menjaga kelestarian alam dan keasrian desa di tengah arus pembangunan modern. Puisi ini mengingatkan kita agar tidak melupakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Ia juga mengajak pembaca untuk menghargai keindahan sederhana yang dulu menjadi bagian dari kehidupan desa.
Imaji
Puisi ini kuat dalam menghadirkan imaji visual dan imaji perasaan.
- Imaji visual: “Sawah luas terbentang”, “burung terbang ke sana kemari”, “pabrik mengepulkan asap dan limbah” — menghadirkan gambaran jelas tentang perubahan fisik desa.
- Imaji perasaan: “Rindu desa yang dulu” menggugah emosi pembaca, menghadirkan rasa kehilangan dan kerinduan yang mendalam terhadap masa lalu.
Majas
Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi – “pabrik mengepulkan asap dan limbah” memberi kesan seolah pabrik adalah makhluk hidup yang bernafas.
- Kontras (antitesis) – perbandingan antara suasana desa dahulu yang hijau dan asri dengan kondisi sekarang yang penuh polusi.
Puisi ini tidak hanya menjadi potret perubahan ruang hidup, tetapi juga seruan moral untuk menjaga lingkungan dan mengingat kembali nilai-nilai kesederhanaan serta keharmonisan manusia dengan alam.
Karya: Ima Yusrina
Biodata Ima Yusrina:
- Ima Yusrina lahir pada tahun 1990 di Magelang.
