Di Kebun Teh Kaligua
Kebun teh di Kaligua Pandansari
Permadani hijau berseri-seri
Membentang dan lebat
Di bawah kaki Gunung Slamet
Para ibu menggendong keranjang
Di antara kabut-kabut menerawang
Pucuk-pucuk teh siap dipetik
Pada pagi dingin yang menusuk
Mata air tuk bening
Berkilau dan tenang
Di bawahnya bersemayam rentang
Situs sejarah gua Jepang
Ada taman lele yang jinak
Di Telaga Ranjeng yang melimpah
Bunga Dahlia yang semerbak
Setiap pagi kuncupnya merekah
Udara yang sejuk dan lengas
Kebun sayur terhampar luas
Dari tengahnya jalan aspal berkelok-kelok
Tempat wisata alam yang elok
Bumiayu, 25/03/17
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Tema utama puisi ini adalah keindahan alam dan kehidupan sehari-hari di kawasan wisata kebun teh Kaligua. Penyair menekankan harmoni antara manusia, alam, dan sejarah, serta mengajak pembaca menghargai pesona alam yang masih asri dan penuh kehidupan.
Puisi ini bercerita tentang suasana di Kebun Teh Kaligua Pandansari, termasuk aktivitas masyarakat seperti para ibu yang menggendong keranjang teh, keindahan pucuk teh yang siap dipetik, serta panorama alam yang mengelilingi Gunung Slamet.
Selain itu, penyair juga menampilkan situs sejarah gua Jepang, taman lele di Telaga Ranjeng, bunga Dahlia, kebun sayur, dan jalan aspal yang berkelok, sehingga puisi ini memadukan kegiatan manusia, flora, fauna, dan sejarah lokal dalam satu kesatuan lanskap yang hidup.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kekaguman dan penghormatan terhadap alam, budaya, dan warisan sejarah lokal. Mahbub Junaedi menyiratkan bahwa alam tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya makna dan cerita yang membentuk identitas masyarakat sekitar.
Selain itu, puisi ini menekankan pentingnya melestarikan alam dan budaya lokal agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini terasa sejuk, damai, dan menyegarkan. Pembaca dapat merasakan ketenangan pagi di kebun teh, aroma bunga Dahlia, kesegaran udara yang lengas, serta aktivitas masyarakat yang harmonis dengan alam.
Ada juga suasana penuh nostalgia dan keagungan sejarah, terutama saat penyair menyebut “situs sejarah gua Jepang,” menambahkan dimensi waktu dan memori ke dalam lanskap alam yang indah.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat puisi ini adalah menghargai dan menjaga keindahan alam serta warisan budaya lokal. Penyair mengajak pembaca untuk melihat keindahan sehari-hari sebagai sesuatu yang bernilai dan patut dirawat.
Pesan lain yang dapat ditangkap adalah pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam, di mana manusia bekerja dan hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji visual, auditori, dan kinestetik, antara lain:
- “Permadani hijau berseri-seri, membentang dan lebat” → imaji visual yang menunjukkan luasnya kebun teh.
- “Para ibu menggendong keranjang, di antara kabut-kabut menerawang” → imaji visual dan kinestetik, menghadirkan aktivitas manusia yang harmonis dengan alam.
- “Mata air tuk bening, berkilau dan tenang” → imaji visual dan auditori, memberi kesan kedamaian.
- “Bunga Dahlia yang semerbak, setiap pagi kuncupnya merekah” → imaji penciuman dan visual, memperkuat keindahan alam.
Imaji-imaji ini menghadirkan kebun teh dan sekitarnya sebagai lanskap hidup yang memikat indra dan perasaan.
Majas
Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: “Permadani hijau berseri-seri” menggambarkan kebun teh sebagai permadani alam.
- Personifikasi: kabut digambarkan seolah memiliki kemampuan untuk “menerawang”.
- Hiperbola: deskripsi keindahan alam yang lebat dan semerbak menekankan kesan estetika dan melodi alam.
Majas-majas ini membantu menonjolkan keindahan visual dan emosional puisi, sekaligus memberikan rasa kagum dan damai bagi pembaca.
Puisi “Di Kebun Teh Kaligua” karya Mahbub Junaedi adalah perayaan keindahan alam, budaya, dan sejarah lokal. Dengan bahasa yang puitis dan kaya imaji, penyair menghadirkan lanskap kebun teh Kaligua sebagai tempat yang harmonis antara manusia, alam, dan sejarah.
Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan, menghargai, dan melestarikan keindahan alam serta menumbuhkan kesadaran akan nilai budaya dan sejarah yang melekat pada lingkungan sekitar. Dengan suasana yang sejuk, damai, dan menyegarkan, puisi ini menjadi refleksi indah tentang harmoni hidup bersama alam.
Karya: Mahbub Junaedi
Biodata Mahbub Junaedi:
- Mahbub Junaedi lahir pada tanggal 23 November, di Brebes, Jawa Tengah.
