Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Gang Tengah 29 (Karya Adi Sidharta)

Puisi “Gang Tengah 29” karya Adi Sidharta bercerita tentang semangat kolektif dan kesetiaan sekelompok orang terhadap cita-cita perjuangan yang ...
Gang Tengah 29

engkau bintang di hati kami
sumber daya yang ngalir abadi
bikin manusia-manusia baru.

kami yang kini berada dimana-mana
merasa bangga membawa garis
kepunyaanmu, kepunyaan massa
hingga deburan cinta makin menyala
pada tanah air dan dunia.

biarkan siutan taufan mengganas
engkau tenang tahan segala
dan kami makin setia
bela garis bela cita
bikin habis hidup sengsara.

kata-kata di tanganmu hilang hampa
jadi segar laksana cahya
jadi deras laksana darah
segala engkau suruh sumbangkan
kepada kenyataan abad rakyat.

kami yang kini berada dimana-mana
tiap detik berada di tengah gelanggang
susun barisan atur serangan
dan ini hanya permulaan dari
jalan panjang ke pembebasan.

engkau bintang di hati kami
yang bikin dada rindu berdebar
menantikan dunia berseri laksana bunga.

Sumber: Rangsang Detik (1957)

Analisis Puisi:

Puisi “Gang Tengah 29” karya Adi Sidharta merupakan salah satu karya yang sarat semangat perjuangan, pengabdian, dan idealisme sosial. Melalui diksi yang tegas, ritme yang bergelora, serta simbol-simbol yang penuh makna, penyair menghadirkan suasana heroik dan kolektif—suatu semangat zaman yang menyalakan api cinta tanah air serta tekad untuk memperjuangkan nasib rakyat.

Tema

Tema utama puisi ini adalah semangat perjuangan dan pengabdian terhadap cita-cita rakyat. Puisi ini menampilkan sosok atau figur yang menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi orang banyak. Melalui “engkau bintang di hati kami”, penyair menegaskan adanya sosok pemimpin atau ide besar yang menjadi simbol harapan bagi perjuangan menuju kebebasan dan keadilan sosial.

Puisi ini bercerita tentang semangat kolektif dan kesetiaan sekelompok orang terhadap cita-cita perjuangan yang diwariskan oleh seorang tokoh atau pemimpin besar. “Engkau” dalam puisi ini bisa ditafsirkan sebagai simbol dari sosok pejuang, pemimpin revolusi, atau bahkan gagasan besar yang menginspirasi banyak orang.

Penyair menggambarkan bagaimana mereka yang “berada di mana-mana” tetap merasa memiliki ikatan kuat dengan sumber semangat tersebut. Meski badai dan taufan datang, mereka tetap teguh, berjuang dengan keyakinan, menyusun barisan, dan meneruskan cita-cita kemerdekaan rakyat.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah penghormatan terhadap semangat perjuangan dan nilai-nilai kerakyatan yang abadi. “Engkau bintang di hati kami” bisa dimaknai sebagai simbol bagi perjuangan yang tidak pernah padam meski zaman berubah. Bintang melambangkan cahaya penuntun di tengah gelap, sedangkan “kami” melambangkan rakyat atau generasi penerus yang terus bergerak di jalan panjang menuju pembebasan.

Selain itu, puisi ini juga mencerminkan optimisme revolusioner, bahwa perjuangan bukanlah akhir, melainkan proses panjang menuju dunia yang “berseri laksana bunga”—dunia yang adil, damai, dan penuh kemanusiaan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini penuh semangat, heroik, dan membakar jiwa. Setiap bait memancarkan aura keyakinan dan keberanian menghadapi kesulitan. Ada nada militansi dan solidaritas yang kuat di balik larik-lariknya. Pembaca dapat merasakan dorongan untuk bergerak, berjuang, dan tidak menyerah dalam menghadapi ketidakadilan.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji perjuangan dan simbol-simbol kehidupan rakyat. Beberapa di antaranya:
  • “Engkau bintang di hati kami” — imaji visual yang melambangkan pemimpin atau cita-cita sebagai cahaya penerang.
  • “Deburan cinta makin menyala pada tanah air dan dunia” — imaji emosional yang menggambarkan semangat patriotik dan universal.
  • “Susun barisan atur serangan” — imaji kinetik yang menghadirkan gerak dan strategi perjuangan.
  • “Dunia berseri laksana bunga” — imaji visual penuh harapan akan masa depan yang indah dan damai.
Imaji-imaji ini menjadikan puisi terasa hidup dan dinamis, seperti nyanyian perjuangan yang mengalir dengan energi kolektif.

Majas

Puisi ini menggunakan berbagai majas untuk memperkuat pesan dan emosi:
  • Metafora: “Engkau bintang di hati kami” melambangkan tokoh atau semangat perjuangan yang menjadi penuntun moral.
  • Hiperbola: “Bikin manusia-manusia baru” menggambarkan perubahan besar yang diilhami oleh semangat perjuangan.
  • Personifikasi: “Kata-kata di tanganmu hilang hampa, jadi segar laksana cahya” — memberikan kehidupan pada kata-kata sebagai sesuatu yang berdaya cipta.
  • Repetisi: Pengulangan frasa “Engkau bintang di hati kami” menegaskan kekaguman dan kesetiaan terhadap tokoh atau ide perjuangan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah bahwa semangat perjuangan dan cinta tanah air tidak boleh padam. Cita-cita untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat harus terus diwariskan dan diperjuangkan oleh generasi selanjutnya.

Puisi ini mengingatkan bahwa perjuangan bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga tanggung jawab bersama di masa kini dan masa depan. Melalui persatuan, kesetiaan pada nilai, dan pengorbanan, dunia yang indah dan manusiawi dapat diwujudkan.

Puisi “Gang Tengah 29” karya Adi Sidharta merupakan karya yang menggelorakan semangat juang dan kebersamaan dalam menegakkan cita-cita rakyat. Dengan bahasa yang kuat, simbolik, dan penuh daya imajinasi, penyair berhasil memadukan unsur ideologis dengan keindahan ekspresi puitik.

Puisi ini tidak hanya menjadi penghormatan terhadap tokoh atau gagasan besar, tetapi juga manifesto moral bagi generasi penerus agar terus menjaga api perjuangan dan menyalakannya di tengah tantangan zaman.
Puisi: Gang Tengah 29
Puisi: Gang Tengah 29
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.