Huruf-Huruf Hidup
Huruf-huruf hidup
Huruf-huruf mati
Kurangkai-rangkai
Kujadikan setangkai kata
Ingin kusematkan
— Tersenyumlah! —
Di rekah bibirmu
Lalu tiuplah pelan-pelan
Biar bertebaran
Kalimat-kalimat keramat
Bagai manik-manik sorga
Di telaga
Hatiku.
1414 H
Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)
Analisis Puisi:
Puisi "Huruf-Huruf Hidup" karya Mustofa Bisri membawa pembaca ke dalam dunia huruf-huruf, mengeksplorasi konsep hidup dan mati dalam konteks simbolis. Huruf-huruf menjadi elemen kecil yang menyusun makna dan memberikan warna pada kehidupan.
Dualitas Huruf Hidup dan Mati: Dalam dua baris pertama, penyair mengeksplorasi dualitas huruf-huruf, mengklasifikasinya sebagai hidup dan mati. Pemilihan kata "hidup" dan "mati" pada huruf-huruf menciptakan perasaan bahwa setiap huruf memiliki eksistensi dan perannya masing-masing dalam membentuk makna.
Pembentukan Kata dari Huruf-Huruf: Penyair merangkai huruf-huruf tersebut menjadi setangkai kata, menunjukkan bahwa kehidupan dan makna dapat dihasilkan melalui penyatuan dan penyusunan elemen-elemen kecil. Proses ini mirip dengan bagaimana manusia membentuk makna dari pengalaman dan peristiwa hidup.
Keinginan untuk Disematkan dalam Kata: Dengan menggunakan kata "Ingin kusematkan," penyair mengisyaratkan keinginan untuk memberikan makna pada huruf-huruf tersebut. Proses menempatkan huruf-huruf dalam bentuk kata menciptakan hubungan simbolis antara elemen-elemen kecil dan makna yang lebih besar.
Perintah "Tersenyumlah!" dan Kelembutan dalam Ekspresi: Perintah "Tersenyumlah!" menyiratkan kelembutan dalam memberikan makna dan kehidupan. Senyum dianggap sebagai elemen penting yang dapat menghidupkan dan menggambarkan rasa sukacita dalam proses penciptaan makna.
Kesan Keagungan pada Kata: Penggunaan kata "kalimat-kalimat keramat" memberikan kesan keagungan dan ketuhanan pada kata-kata yang dihasilkan dari huruf-huruf tersebut. Kata-kata dianggap keramat karena membawa kehidupan dan makna yang mendalam.
Simbolisme Manik-Manik Sorga: Penggambaran kalimat-kalimat sebagai "manik-manik sorga" di telaga hati menciptakan gambaran keindahan dan kekayaan makna yang dapat ditemukan dalam diri seseorang. Telaga hati menjadi simbol tempat penyimpanan makna yang bernilai tinggi.
Puisi "Huruf-Huruf Hidup" mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan melalui simbolisme huruf-huruf. Mustofa Bisri berhasil menggambarkan keindahan dan keagungan dalam pembentukan makna dari elemen-elemen kecil, memberikan sentuhan kelembutan dan kehidupan pada bahasa dan huruf-huruf.

Puisi: Huruf-Huruf Hidup
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Biodata Mustofa Bisri:
- Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
- Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
- Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.