Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kelereng (Karya Eko Purnomo)

Puisi “Kelereng” karya Eko Purnomo bercerita tentang pengalaman anak-anak yang bermain kelereng. Anak-anak menggunakan jari-jemari mereka untuk ...

Kelereng


Bulat-bulat warna-warni
Anak bermain jari jemari
Bemain, mengejar kelereng mungil

    Satu demi satu kelereng kumainkan
    Kelerengku menggelinding tak beraturan
    Sungguh cekatan kelereng berlarian

Kelereng
Menyentil lawan kita menang
Dapat banyak warna kelereng
Sungguh bahagia dan senang

Sumber: Surat dari Samudra (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018)

Analisis Puisi:

Puisi “Kelereng” karya Eko Purnomo menghadirkan dunia bermain anak-anak melalui kegiatan sederhana: bermain kelereng. Dalam buku Surat dari Samudra, puisi ini menonjol karena menggunakan bahasa sederhana dan imaji yang hidup untuk menggambarkan kegembiraan anak-anak dalam bermain, sekaligus menanamkan nilai sosial dan keterampilan melalui permainan tradisional.

Tema

Tema puisi ini adalah kesenangan anak-anak dalam bermain dan interaksi sosial melalui permainan tradisional. Puisi ini menekankan bagaimana permainan sederhana seperti kelereng bisa memberikan kebahagiaan, melatih ketangkasan, dan membangun semangat persaingan yang sehat.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman anak-anak yang bermain kelereng. Anak-anak menggunakan jari-jemari mereka untuk memainkan kelereng warna-warni, mengejar kelereng yang mungil, dan bersaing satu sama lain dengan penuh semangat.

Kegiatan ini digambarkan dengan detil: kelereng yang bergulir tidak beraturan, keseruan saat menyentil kelereng lawan, dan kebahagiaan saat memenangkan permainan. Puisi ini menangkap pengalaman bermain yang riang, spontan, dan penuh energi anak-anak.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa permainan sederhana dapat mengajarkan banyak hal kepada anak-anak, seperti ketangkasan, kesabaran, konsentrasi, dan semangat sportif.

Selain itu, puisi ini menyiratkan bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana, seperti bermain bersama teman-teman, merasakan kemenangan, dan berbagi pengalaman bermain. Anak-anak diajak untuk menghargai proses bermain, bukan hanya hasil akhir.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi terasa ceria, riang, dan penuh semangat. Imaji kelereng yang bergulir, warna-warni, dan aksi anak-anak yang lincah menciptakan kesan hidup dan enerjik. Suasana ini menekankan kegembiraan sederhana anak-anak saat berinteraksi melalui permainan tradisional.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Amanat puisi ini adalah bahwa permainan tradisional penting untuk pertumbuhan anak, tidak hanya untuk hiburan tetapi juga untuk melatih keterampilan motorik, konsentrasi, dan kemampuan sosial.

Selain itu, puisi ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam kegiatan sederhana dan interaksi positif dengan teman sebaya, serta menekankan nilai sportifitas, kesabaran, dan kerja sama.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji visual dan gerak yang kuat:
  • “Bulat-bulat warna-warni / Anak bermain jari jemari” → imaji visual yang memunculkan kelereng warna-warni dan aktivitas tangan anak-anak.
  • “Kelerengku menggelinding tak beraturan” → imaji gerak yang menampilkan dinamika permainan yang riang dan spontan.
  • “Menyentil lawan kita menang / Dapat banyak warna kelereng” → imaji sosial dan kemenangan yang menekankan kebahagiaan bermain bersama teman.
Imaji-imaji ini membantu anak-anak merasakan pengalaman bermain kelereng secara langsung.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Majas personifikasi ringan, pada keterangan “Sungguh cekatan kelereng berlarian”, seolah kelereng memiliki kemampuan bergerak sendiri dengan lincah.
  • Majas repetisi, terlihat pada pengulangan kata “kelereng” di beberapa bait, yang menekankan fokus pada objek permainan dan membangun ritme membaca puisi.
  • Majas hiperbola ringan, terlihat pada “Sungguh bahagia dan senang”, yang memperkuat ekspresi kegembiraan anak-anak saat bermain.
Puisi “Kelereng” karya Eko Purnomo adalah puisi anak yang sederhana namun hidup dan edukatif. Puisi ini mengajarkan bahwa permainan tradisional seperti kelereng bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana belajar keterampilan, sosial, dan sportifitas.

Dengan bahasa yang sederhana, imaji yang hidup, dan suasana riang, puisi ini mampu menanamkan nilai positif bagi anak-anak: menghargai permainan tradisional, bersenang-senang dengan teman, serta merasakan kebahagiaan dari interaksi sederhana. Puisi ini menunjukkan bahwa dunia anak-anak penuh warna, kegembiraan, dan pelajaran moral yang bisa dipetik dari hal-hal sederhana.

Eko Purnomo
Puisi: Kelereng
Karya: Eko Purnomo

Biodata Eko Purnomo:
  • Eko Pumomo, biasa dipanggil Eko, lahir pada tanggal 4 Januari 1998 di Karanganyar, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.