Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kereta Tua (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Kereta Tua" menggambarkan peran kereta tua dalam mengangkut beban kehidupan. Dengan bahasa yang kuat, ...
Kereta Tua

kereta melewati kotaku
sarat manusia, benda dan mimpi yang digantung
dengus kepayahan
merasuki rabu dan hati kelabu

kereta melewati kotaku
kecil tua dan lelah
jauh kata istirahat
karena di perut dan di punggungnya tergantung banyak hidup
rakyat yang jauh terpencil di desa, di gunung, pantai
mencari penyambung nyawa dalam kota

di atasnya beberapa nyawa pernah melayang
kena listrik, tubuhnya tegang di bawah
orang-orang menjerit ngeri, tapi kereta kembali berlalu
karena beratus lagi yang hidup dan musti dihidupi
oleh tenaganya yang tua, penuh setia

hanya tututnya parau duka:
petani, pekerja, siapa saja yang mati di punggungku
relakan
nanti datang penggantiku
yang perkasa, yang besar menjelajah seluruh daerah
menghidupi anak cucumu dan kawan-kawan senasib

kereta melewati kotaku
seperti pikulan manusia bergantung di tepi-tepi, di punggung dan di ekornya
nafas lelah penuh pengertian
mengangkut orang-orang yang berat menantang hidup, ringan menentang maut
makin jauh, makin kecil ke timur.

1962

Sumber: Angkatan '66 (1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Kereta Tua" karya M. Poppy Hutagalung adalah penggambaran yang kuat dan menyentuh tentang perjalanan kereta tua yang melibatkan banyak aspek kehidupan.

Simbolisme Kereta: Kereta dalam puisi ini menjadi simbol kehidupan, membawa beban manusia, benda, dan mimpi. Kereta tua menggambarkan usia yang telah melalui banyak perjalanan, merasakan kepayahan, tetapi tetap setia menjalankan tugasnya untuk menghubungkan berbagai tempat dan kehidupan.

Kontras Usia dan Kehidupan: Kereta tua yang kecil dan lelah menciptakan kontras dengan energi dan kehidupan yang tergantung padanya. Puisi menciptakan perbandingan antara kecilnya kereta tua dan besarnya tanggung jawab untuk menghidupi banyak orang yang hidup di daerah terpencil.

Ketahanan dan Setia: Kereta tua digambarkan sebagai simbol ketahanan dan kesetiaan. Meskipun kecil, tua, dan lelah, kereta ini tetap bergerak, mengangkut beban hidup, dan menjadi penyambung nyawa bagi orang-orang yang hidup di berbagai tempat.

Duka di Balik Kesetiaan: Meskipun setia menjalankan tugasnya, kereta tua tidak luput dari beban duka. Puisi menyentuh kematian beberapa nyawa yang terjadi di atasnya. Ini menciptakan nuansa duka dan keberanian, sekaligus menunjukkan siklus kehidupan yang terus berlanjut.

Cerminan Masyarakat: Kereta tua mencerminkan masyarakat yang hidup di tepi-tepi kota, di desa, di gunung, dan pantai. Puisi menggambarkan kehidupan yang berat, namun tetap penuh semangat dan tantangan melawan maut.

Pemberdayaan dan Pengorbanan: Kereta tua diangkat sebagai pemberi hidup, memberdayakan anak cucu dan kawan-kawan senasib. Puisi menyuarakan pengorbanan dan tanggung jawab untuk memberikan kehidupan kepada orang-orang yang bergantung padanya.

Penggambaran Geografi: Dengan menyatakan bahwa kereta semakin kecil ke timur, puisi mungkin menciptakan gambaran tentang daerah-daerah terpencil yang kereta tua hubungkan dan hidupi.

Puisi "Kereta Tua" adalah perpaduan antara simbolisme, kontras, dan pemberdayaan, menggambarkan peran kereta tua dalam mengangkut beban kehidupan. Dengan bahasa yang kuat, puisi ini mengeksplorasi kisah di balik setiap perjalanan dan menghadirkan pemaknaan mendalam tentang kehidupan dan pengorbanan.

Puisi: Kereta Tua
Puisi: Kereta Tua
Karya: M. Poppy Hutagalung

Biodata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • M. Poppy Hutagalung, setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.