Layang-Layang di Pesta Rakyat
musim panen raya telah tiba di desaku
pada luas sawah yang membentang
bulir padi bunting, daun-daun menguning,
kawan-kawan berlarian menghabiskan sisa waktu
semilir angin selatan
aku berangan, bila panen usai
kubuat layang-layang besar bersama kawan-kawan
akan kuterbangkan di tanah lapang tepi sungai
desaku tenteram dan indah
lumbung padi melimpah
rakyatnya makmur dan berkah
sang timur pancarkan sinar penuh harapan
saatnya pesta rakyat telah tiba
di gerbang desa penjor janur ditegakkan
roncean melati harumkan sudut-sudut desa
hasil ladang dan sawah diarak keliling sepanjang jalan
lagu Indonesia Raya berkumandang
pada upacara penanda pesta dimulai
dadaku berdegup dan bernyanyi dengan lantang
berkibarlah bendera pada rajutan kain melambai-lambai
lihatlah di langit yang biru
layang-layang besar mulai mengangkasa
gagah dan kokoh dengan bunyi menderu
aku terharu, desaku yang kubangga
Pamijen, 1 April 2017
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi “Layang-Layang di Pesta Rakyat” karya Mahbub Junaedi bertema kebersamaan, kemakmuran desa, dan perayaan tradisi rakyat. Penyair menonjolkan kebahagiaan kolektif, harmoni antara manusia dengan alam, serta rasa syukur atas hasil panen dan kehidupan yang tenteram.
Puisi ini bercerita tentang kehidupan desa saat musim panen dan pesta rakyat. Anak-anak bermain, warga merayakan hasil ladang dan sawah, serta sang penyair membayangkan terbangnya layang-layang sebagai simbol kegembiraan dan kebebasan. Puisi ini menampilkan kesederhanaan namun penuh kehangatan komunitas desa.
Makna tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah rasa syukur, kebersamaan, dan cinta terhadap kampung halaman. Layang-layang yang diterbangkan menjadi simbol harapan, kebanggaan, dan kebebasan warga desa. Puisi ini juga menekankan bahwa kerja keras dan kebersamaan menghasilkan kesejahteraan dan kebahagiaan kolektif.
Suasana dalam puisi
Suasana puisi ini meriah, hangat, dan penuh kegembiraan. Dari deskripsi sawah yang subur hingga penjor janur dan melati harum, pembaca dibawa merasakan sukacita perayaan rakyat. Ada juga rasa haru dan kebanggaan yang muncul saat layang-layang diterbangkan di langit biru desa.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang disampaikan adalah bahwa kebahagiaan dan kemakmuran lahir dari kerja keras, kebersamaan, dan rasa syukur terhadap alam dan hasil bumi. Pesta rakyat menjadi simbol pentingnya menghargai tradisi dan kebersamaan komunitas.
Imaji
- “Bulir padi bunting, daun-daun menguning” → imaji visual, menggambarkan sawah yang siap panen.
- “Layang-layang besar mulai mengangkasa” → imaji visual dan kinestetik, menghadirkan gerakan dan kegembiraan di langit biru.
- “Roncean melati harumkan sudut-sudut desa” → imaji penciuman, menambahkan nuansa syahdu dan tradisional.
- “Dadaku berdegup dan bernyanyi dengan lantang” → imaji perasaan, mengekspresikan kebanggaan dan sukacita.
Majas
- Metafora: Layang-layang sebagai simbol harapan, kebebasan, dan kebanggaan desa.
- Personifikasi: “Dadaku berdegup dan bernyanyi” → perasaan diberi sifat manusia.
- Hiperbola: “Bunyi menderu” untuk menggambarkan kekuatan dan kegagahan layang-layang.
Puisi “Layang-Layang di Pesta Rakyat” karya Mahbub Junaedi adalah puisi yang memuji kehidupan desa, kerja keras, dan kebersamaan masyarakat dalam perayaan tradisi. Melalui imaji visual, penciuman, dan kinestetik, serta simbol layang-layang, penyair berhasil menghadirkan suasana meriah, penuh harapan, dan kebanggaan terhadap kampung halaman. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai tradisi, kebersamaan, dan rasa syukur atas hasil bumi dan kehidupan sederhana yang penuh makna.
Karya: Mahbub Junaedi
Biodata Mahbub Junaedi:
- Mahbub Junaedi lahir pada tanggal 23 November, di Brebes, Jawa Tengah.
