Lembar-Lembar Kalender Tua
Lembar-lembar kalender tua
Yang sekalipun dengan hati-hati
Kurobek
Tercampak juga
Menyampah
Menyumpal tong usia
Kalaupun menyisakan
Ruang
Barangkali tinggal serongga
Duri
Penyesalan belaka.
1993
Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)
Analisis Puisi:
Puisi "Lembar-Lembar Kalender Tua" karya Mustofa Bisri menggambarkan sebuah refleksi terhadap kehidupan yang singkat dan tidak selamanya indah. Dengan mengaitkan kalender tua sebagai simbol, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari waktu dan perjalanan hidup manusia.
Simbolisme Kalender Tua: Kalender tua digambarkan sebagai simbol perjalanan waktu dan umur manusia. Lembar-lembar kalender yang telah usang mencerminkan bagaimana waktu terus berjalan dan bagaimana umur manusia tak terelakkan menua. Ketika kalender tua tersebut dibuang dengan hati-hati, namun akhirnya tercampak juga, hal ini menggambarkan realitas bahwa kehidupan manusia juga akan berakhir pada akhirnya.
Kehancuran dan Penyesalan: Penggunaan kata "tercampak" dan "menyampah" menggambarkan kehancuran dan ketidakberhargaan yang dialami oleh lembar-lembar kalender tua tersebut. Hal ini mencerminkan keadaan manusia yang pada akhirnya akan menghadapi kematian dan kerap kali merasa sia-sia terhadap apa yang telah dilakukan selama hidupnya. Penyesalan belaka yang disebutkan di akhir puisi menggambarkan keraguan dan kesedihan dalam menghadapi akhir hidup.
Keterbatasan Waktu: Puisi ini juga menyoroti keterbatasan waktu dan kesempitan ruang dalam kehidupan manusia. Meskipun kalender tua itu mungkin meninggalkan "ruang", namun ruang tersebut barangkali hanya tinggal serongga dan diisi oleh duri-duri penyesalan belaka. Ini menggambarkan bahwa waktu yang telah berlalu tak bisa dikembalikan dan sering kali meninggalkan bekas yang menyakitkan.
Refleksi akan Hidup: Secara keseluruhan, puisi ini merupakan sebuah refleksi tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup dan bagaimana manusia harus bijak menggunakan waktu yang diberikan. Dengan menyajikan gambaran kalender tua yang usang, puisi ini mengingatkan kita bahwa kehidupan manusia adalah suatu perjalanan yang singkat dan berharga yang harus diisi dengan makna dan nilai yang bermakna.
Dengan demikian, puisi "Lembar-Lembar Kalender Tua" mengundang pembaca untuk merenungkan arti dan nilai dari setiap momen dalam kehidupan, serta mengingatkan kita akan keterbatasan dan kehancuran yang ada di balik waktu yang terus berjalan.

Puisi: Lembar-Lembar Kalender Tua
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Biodata Mustofa Bisri:
- Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
- Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
- Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.