Analisis Puisi:
Puisi “Matahari, Wereng dan Sol Sepatu” karya F. Rahardi merupakan karya panjang yang memadukan kritik sosial, satir, dan pengamatan kehidupan pedesaan. Rahardi menggambarkan ketegangan antara alam, manusia, dan birokrasi melalui simbol-simbol yang kuat.
Tema
Tema utama puisi ini adalah konflik antara petani, alam, dan kekuasaan birokrasi. Puisi ini juga menyoroti ketidakadilan sosial dan keserakahan pejabat yang mengabaikan hak-hak rakyat kecil.
Puisi ini bercerita tentang kehidupan petani di desa, menghadapi tekanan alam (matahari, wereng) sekaligus intervensi dari aparat pemerintah, tentara, wartawan, dan sarjana pertanian. Petani tetap berjuang mempertahankan tanah dan hasil panennya, meski sering terhimpit kepentingan orang lain.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah kecaman terhadap birokrasi yang menindas rakyat kecil dan mengeksploitasi alam demi kepentingan sesaat. Wereng, matahari, dan sol sepatu menjadi simbol: alam yang menekan, kesibukan manusia yang tak terkendali, dan kekuasaan yang menginjak hak petani.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini penuh ketegangan, kacau, dan satir, dengan campuran humor dan ironi. Pembaca merasakan kontradiksi antara ketenangan alam dan hiruk-pikuk manusia, serta penderitaan petani yang tertindas.
Imaji
Beberapa imaji menonjol:
- “Matahari menggeliat-geliat memancarkan keringat” — menekankan teriknya alam dan kesulitan petani.
- “Sol sepatu berjingkat-jingkat menghindari lumpur di pematang sawah” — visualisasi simbol birokrasi dan pejabat yang jauh dari realitas.
- “Udara mabuk pestisida” — gambaran alam yang tercemar dan menambah penderitaan petani.
Majas
Puisi ini banyak menggunakan metafora dan personifikasi, misalnya:
- Matahari, wereng, dan sol sepatu diberi sifat manusiawi.
- Kritik sosial disampaikan melalui ironi dan satir, menyoroti absurditas kebijakan dan perilaku pejabat.
Puisi “Matahari, Wereng dan Sol Sepatu” adalah puisi yang menggabungkan kritik sosial, pengamatan realitas pedesaan, dan alegori alam. Karya ini memperlihatkan ketegangan antara rakyat kecil dan kekuasaan, sambil menekankan pentingnya mempertahankan hak dan kearifan lokal di tengah intervensi modernisasi.
Karya: F. Rahardi
Biodata F. Rahardi:
- F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.
