Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pohon-Pohon di Hutan (Karya Ima Yusrina)

Puisi “Pohon-Pohon di Hutan” karya Ima Yusrina mengajak pembaca untuk menghentikan tindakan yang merusak hutan dan menjaga keseimbangan ekosistem ...

Pohon-Pohon di Hutan


Suara gergaji siap menebang
Pohon-pohon siap tumbang
Hutan akan menjadi gundul

Ingin melarang?
Aku ini siapa?

Bencana longsor dan banjir melanda
Merusak segalanya
Jangan tebang lagi, sudah berhenti

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi “Pohon-Pohon di Hutan” karya Ima Yusrina bertema kerusakan alam dan pentingnya pelestarian hutan. Penyair menekankan dampak negatif penebangan pohon secara berlebihan, yang menimbulkan bencana ekologis seperti longsor dan banjir.

Puisi ini bercerita tentang ancaman yang dihadapi hutan akibat aktivitas manusia, terutama penebangan pohon. Penyair menyuarakan keresahan atas kondisi lingkungan yang semakin gundul dan rusak, sekaligus menyerukan kesadaran untuk berhenti merusak alam.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa manusia harus bertanggung jawab terhadap alam, karena kerusakan lingkungan berdampak langsung pada kehidupan manusia sendiri. Hutan bukan hanya sekadar pepohonan, tetapi sumber keseimbangan ekosistem dan keselamatan masyarakat.

Suasana dalam puisi

Puisi ini menghadirkan suasana genting, cemas, dan mengkhawatirkan. Adanya ancaman penebangan pohon dan bencana alam menciptakan rasa urgensi dan ketegangan, sekaligus menyuarakan peringatan agar tindakan manusia tidak menghancurkan alam lebih jauh.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang disampaikan adalah pentingnya menjaga hutan dan menghentikan perusakan alam. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sadar bahwa setiap tindakan manusia terhadap alam membawa konsekuensi yang nyata.

Imaji

  • “Suara gergaji siap menebang” → imaji pendengaran yang menciptakan kesan ancaman.
  • “Hutan akan menjadi gundul” → imaji visual, memperlihatkan kehancuran alam.
  • “Bencana longsor dan banjir melanda” → imaji kinestetik dan visual, menggambarkan akibat nyata dari penebangan pohon.

Majas

  • Personifikasi: “Pohon-pohon siap tumbang” → pohon seolah memiliki kesadaran.
  • Hiperbola: “Bencana longsor dan banjir melanda, merusak segalanya” → menekankan dampak parah dari kerusakan hutan.
  • Interogatif retoris: “Ingin melarang? Aku ini siapa?” → menekankan ketidakberdayaan manusia atau penebang terhadap kondisi alam yang terancam.
Puisi “Pohon-Pohon di Hutan” karya Ima Yusrina adalah seruan peduli lingkungan dan peringatan terhadap kerusakan hutan. Dengan bahasa lugas, imaji kuat, dan nuansa genting, puisi ini menekankan bahwa alam harus dilindungi, karena kerusakan hutan berdampak langsung pada bencana dan kehidupan manusia. Penyair mengajak pembaca untuk menghentikan tindakan yang merusak hutan dan menjaga keseimbangan ekosistem demi masa depan.

Ima Yusrina
Puisi: Pohon-Pohon di Hutan
Karya: Ima Yusrina

Biodata Ima Yusrina:
  • Ima Yusrina lahir pada tahun 1990 di Magelang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.