Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Santri (Karya Lastri Ratna Sari)

Puisi "Santri" karya Lastri Ratna Sari mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kesunyian, harapan agama, dan peran doa dalam membentuk jiwa ....
Santri

Santri....
Kau terpenjara suci
Dengan raga dan jiwa berselimut sepi
Tapi sepimu memiliki arti
Karena selalu terpaut pada Sang Rabbi

Santri....
Kau adalah harapan agama
Dengan jiwa yang sudah tertata
Karena doa para ulama

2022

Analisis Puisi:

Puisi "Santri" karya Lastri Ratna Sari membawa pembaca ke dalam dunia santri, mengeksplorasi dimensi spiritual dan pengabdian dalam meniti perjalanan keagamaan. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini merangkai ungkapan-ungkapan yang mendalam.

Penggambaran Kehidupan Santri: Puisi dibuka dengan gambaran kehidupan santri yang terpenjara suci. Ungkapan ini menggambarkan keterikatan santri pada kehidupan keagamaan yang dijalani dengan raga dan jiwa yang berselimut sepi. Meskipun terpenjara, namun santri memandang sepinya itu sebagai sesuatu yang memiliki arti, terpaut pada Sang Rabbi, Tuhan Yang Maha Esa.

Sepi yang Bermakna: Ketika penyair menyebutkan bahwa sepimu memiliki arti karena selalu terpaut pada Sang Rabbi, puisi mengajak pembaca untuk memahami bahwa kesunyian yang dialami oleh santri bukanlah kesunyian biasa. Sepi dalam puisi ini bukanlah kehampaan, melainkan keheningan yang penuh makna, tempat di mana santri mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Santri sebagai Harapan Agama: Penyair melanjutkan dengan menyatakan bahwa santri adalah harapan agama. Ungkapan ini mencerminkan peran penting santri dalam menjaga dan mewarisi nilai-nilai keagamaan. Santri dianggap sebagai pelanjut ajaran agama dan harapan untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran dalam masyarakat.

Jiwa yang Tertata dan Doa Para Ulama: Puisi menyatakan bahwa santri memiliki jiwa yang sudah tertata, menunjukkan kedisiplinan dan ketertiban dalam meniti jalan keagamaan. Ungkapan ini mencerminkan dedikasi dan keseriusan santri dalam menjalani kehidupan agama. Kemudian, puisi menyimpulkan dengan menyebutkan bahwa santri memiliki jiwa yang tertata karena doa para ulama.

Doa sebagai Pembentuk Jiwa Santri: Doa para ulama diakhiri puisi memberikan sentuhan spiritual yang mendalam. Doa di sini bukan hanya sebagai kata-kata yang terucap, melainkan sebagai kekuatan spiritual yang membentuk jiwa santri. Doa menjadi pilar utama dalam perjalanan keagamaan santri, membimbing dan memberikan arahan untuk menghadapi segala liku-liku kehidupan.

Puisi "Santri" karya Lastri Ratna Sari adalah suatu penghormatan dan penghargaan terhadap peran santri dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai keagamaan. Dengan bahasa yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kesunyian, harapan agama, dan peran doa dalam membentuk jiwa santri. Puisi ini tidak hanya menciptakan gambaran kehidupan santri, tetapi juga menggambarkan kedalaman spiritualitas dan dedikasi mereka dalam meniti perjalanan keagamaan.

Lastri Ratna Sari
Puisi: Santri
Karya: Lastri Ratna Sari

Biodata Lastri Ratna Sari:
  • Lastri Ratna Sari saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.