Selamat Berpisah
Tak lagi ada tawa
Tak lagi ada tangis
Tak lagi ada marahmu
Kini kau akan pergi
Tak lagi ada nyanyi
Tak lagi ada puisi
Tak lagi ada dramamu
Kita akan berpisah
Selamat jalan, kawan ....
Sumber: Sinar Harapan (Th. XXI, 7 November 1982)
Analisis Puisi:
Puisi “Selamat Berpisah” karya M. Udaya Syamsudin menghadirkan nuansa kesedihan dan kehilangan melalui ungkapan perpisahan yang sederhana namun menyentuh. Bahasa yang lugas menekankan ketegasan perpisahan sekaligus rasa kehilangan yang mendalam.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perpisahan dan kehilangan. Penyair menekankan bagaimana perpisahan membawa kesunyian dan hilangnya kehadiran seseorang yang dekat, baik secara emosional maupun fisik.
Puisi ini bercerita tentang momen perpisahan antara dua orang, di mana sang “aku” menyadari bahwa kehadiran teman atau sahabatnya akan hilang. Semua kebiasaan dan interaksi yang biasa terjadi, seperti tawa, tangis, marah, dan puisi, kini tinggal kenangan.
Makna tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah nilai kehadiran seseorang dalam hidup dan rasa kehilangan yang menyertai perpisahan. Perpisahan bukan sekadar fisik, tetapi juga meninggalkan ruang kosong dalam pengalaman sehari-hari.
Suasana dalam puisi
Suasana puisi ini melankolis, hening, dan penuh kesedihan. Pembaca merasakan kehampaan yang ditinggalkan oleh kepergian seseorang, sekaligus kesadaran akan ketegasan momen perpisahan.
Imaji
Puisi ini menggunakan imaji sederhana namun kuat:
- “Tak lagi ada tawa / Tak lagi ada tangis / Tak lagi ada marahmu” — imaji emosional yang menekankan hilangnya interaksi dan kehadiran.
- “Tak lagi ada nyanyi / Tak lagi ada puisi / Tak lagi ada dramamu” — imaji aktivitas dan ekspresi yang hilang bersamaan dengan kepergian.
Majas
- Repetisi: pengulangan frasa “Tak lagi ada” menekankan kehilangan dan kehampaan.
- Enumerasi: daftar hal-hal yang hilang dari kehidupan sehari-hari menggambarkan kekayaan pengalaman yang ditinggalkan oleh perpisahan.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan puisi ini adalah pentingnya menghargai kehadiran orang dalam hidup sebelum perpisahan terjadi, dan kesadaran bahwa setiap perpisahan membawa kehilangan emosional yang nyata.
Puisi “Selamat Berpisah” adalah puisi yang sederhana namun sarat emosi, menghadirkan rasa kehilangan dengan bahasa yang lugas dan repetisi yang efektif. M. Udaya Syamsudin berhasil menangkap momen perpisahan yang universal dan menyentuh hati pembaca.
Karya: M. Udaya Syamsudin