Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Solo - Yogya (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Solo - Yogya" karya Isma Sawitri menggambarkan perjalanan dengan kereta api dari Solo ke Yogya. Penulis menciptakan gambaran tentang ....
Solo - Yogya

Kota demi kota tertinggal di belakang padi berombak
kereta meluncur ke Yogya, si tua Yogya
bulan berdandan di wajah gadis, bulan yang malu
angin sejuk membentur tubuh, tubuh yang rindu

Malam masih muda, kesepian mulai menghisap suara
kesepian paku-paku, sekrup-sekrup, batang rel dan roda besi
kesepian tiang telepon, kesepian kawat penakluk udara
kesepian dunia tanpa kitab suci dan dongeng bidadari

Kereta meluncur ke Yogya, si tua Yogya
kuusap keningmu lembut supaya lebih terjaga
bila saatnya tiba, gerbong-gerbong ini akan tinggal sendiri
bila saatnya tiba, orang seorang akan tinggal sendiri

1962

Analisis Puisi:

Puisi "Solo - Yogya" karya Isma Sawitri menggambarkan perjalanan dengan kereta api dari Solo ke Yogya. Dalam puisi ini, penulis menciptakan gambaran tentang perubahan suasana dan perasaan yang mengiringi perjalanan malam dengan latar belakang kedua kota di Jawa Tengah, Solo dan Yogya.

Gambaran Perjalanan: Puisi ini diawali dengan gambaran perjalanan yang menunjukkan perubahan lanskap saat kereta melaju melintasi ladang-ladang padi yang berombak. Ini menciptakan pemahaman tentang perjalanan fisik yang sedang berlangsung dan perubahan dalam pemandangan yang diamati.

Personifikasi: Penulis memberikan sifat manusia pada berbagai unsur alam seperti bulan, angin, paku, sekrup, dan lainnya. Ini menciptakan kesan bahwa alam semesta juga memiliki perasaan dan kehidupan mereka sendiri. Personifikasi ini menghadirkan aspek humanitas dalam puisi.

Kesepian: Puisi ini menggambarkan kesepian yang dirasakan selama perjalanan. Kesepian ini tidak hanya terasa di antara manusia tetapi juga di antara objek-objek fisik seperti rel kereta, tiang telepon, dan kawat. Ini menciptakan gambaran tentang dunia yang sepi dan hampa.

Perasaan Antara Dua Kota: Puisi ini menciptakan perbandingan antara Solo dan Yogya. Solo dijelaskan sebagai "si tua Yogya," yang mungkin mengindikasikan penghormatan terhadap kedua kota ini dalam sejarah dan budaya Jawa. Penulis menyiratkan bahwa kota-kota ini memiliki karakteristik dan pesona yang berbeda.

Bahasa dan Struktur: Isma Sawitri menggunakan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat dalam puisi ini. Struktur puisi ini terdiri dari tiga bait yang menciptakan ritme yang mengalir, mencerminkan perasaan perjalanan yang lambat namun mendalam.

Puisi "Solo - Yogya" adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan fisik dan emosional dari Solo ke Yogya. Ini menciptakan gambaran tentang perubahan lanskap, kesepian, dan perasaan antara dua kota. Puisi ini memanfaatkan personifikasi untuk menghadirkan unsur humanitas dalam objek alam dan menciptakan pemahaman tentang perjalanan dan perasaan.

Isma Sawitri
Puisi: Solo - Yogya
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.