Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Bahasa Arab: Bahasa yang Sulit atau Hanya Terasa Sulit?

Oleh Syauqi Annafal

Bahasa Arab sering kali dipandang sebagai bahasa yang sulit dan rumit serta menantang bagi banyak pembelajar, terutama mereka yang baru mulai belajar. Persepsi ini muncul karena bahasa Arab memiliki karakteristik unik, seperti perubahan bentuk kata yang beragam, aturan kaidah yang detail, serta bunyi huruf yang tidak ditemukan dalam banyak bahasa lain. Namun, anggapan bahwa bahasa Arab memang “sulit” tidak selalu sepenuhnya benar.

Bahasa Arab

Dalam banyak kasus, rasa sulit tersebut lebih berasal dari keterbatasan pengalaman belajar, metode pembelajaran yang kurang tepat, dan minimnya pembiasaan, sehingga bahasa Arab tampak lebih menakutkan daripada kenyataannya. Oleh karena itu, penting untuk menelaah kembali apakah bahasa Arab benar-benar bahasa yang sulit dipelajari, atau hanya terasa sulit akibat faktor eksternal yang memengaruhi proses belajar seseorang.

Mengapa Bahasa Arab sering dianggap sulit?

Kesulitan belajar bahasa Arab sebenarnya lebih banyak muncul karena kita belum terbiasa, bukan karena bahasanya terlalu rumit. Banyak orang baru merasa bingung karena huruf Arab memiliki bentuk yang selalu berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi. Selain itu, cara menulisnya yang dari kanan ke kiri membuat sebagian orang perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Aturan kaidah baik itu nahwu, sharaf, dan yang lain juga terlihat kompleks di awal, sehingga pemula sering merasa takut sebelum benar-benar memulai.

Beberapa huruf Arab, seperti “ع” dan “ق”, juga terdengar asing bagi telinga orang Indonesia. Karena belum pernah mendengar suara seperti itu dalam bahasa sehari-hari, proses melafalkannya pun butuh latihan. Semua hal ini akhirnya membuat bahasa Arab terlihat berat, padahal jika dipelajari sedikit demi sedikit, huruf demi huruf, dan dengan banyak contoh, bahasa ini justru bisa terasa lebih mudah dan lebih masuk akal. Yang paling penting adalah membiasakan diri dan tidak takut mencoba.

Bahasa Arab Tidak Serumit yang Dibayangkan

Sebenarnya, di balik anggapan bahwa bahasa Arab itu sulit, ada banyak hal yang justru membuatnya lebih mudah dipelajari. Bahasa Arab memiliki susunan kata yang sangat teratur. Setiap kata biasanya berasal dari tiga huruf dasar. Dari tiga huruf itu, kita bisa menebak atau memahami arti berbagai kata yang berbeda tetapi masih satu makna. Pola seperti ini disebut wazan, dan pola inilah yang memudahkan kita mengenali arti kata tanpa harus menghafal terlalu banyak kosakata.

Selain itu, aturan tata bahasa Arab (nahwu dan sharaf) sebenarnya cukup konsisten. Artinya, sekali kita memahami satu aturan, aturan tersebut bisa digunakan untuk banyak kalimat lain tanpa banyak perubahan. Tidak seperti beberapa bahasa yang aturan dan pengecualiannya sangat banyak, bahasa Arab cenderung tetap dan stabil, terutama dalam teks klasik atau formal.

Hal lain yang memudahkan adalah adanya harakat dalam teks Arab, terutama pada buku-buku pemula. Harakat membantu kita mengetahui cara membaca sebuah kata dengan tepat, sehingga kita tidak menebak-nebak bunyinya. Inilah yang membuat pemula bisa membaca meskipun belum hafal semua aturan. Jika bahasa Arab dipelajari dengan cara bertahap, sering melihat contoh, dan banyak latihan, kita akan menyadari bahwa bahasa ini sebenarnya sangat teratur, logis, dan tidak serumit yang dibayangkan di awal.

Kesulitan yang Sebenarnya: Terasa Sulit, Bukan Sulit

Sebetulnya, yang membuat bahasa Arab terasa sulit bukan karena bahasanya benar-benar rumit, tetapi karena cara kita belajar sering kurang tepat. Banyak orang langsung mulai dengan menghafal aturan nahwu dan sharaf yang panjang-panjang tanpa melihat contoh nyata. Akibatnya, belajar jadi membosankan dan terasa berat. Padahal, tanpa contoh, otak kita sulit memahami bagaimana aturan itu digunakan.

Selain itu, banyak pemula jarang berlatih berbicara atau membaca dalam bahasa Arab. Karena jarang digunakan, bahasa Arab pun terasa asing dan tidak akrab di telinga maupun di mata. Sama seperti belajar musik atau olahraga, kalau tidak sering dicoba, pasti terasa sulit. 

Kebiasaan belajar yang tidak konsisten juga membuat bahasa Arab semakin susah dikuasai. Misalnya, semangat belajar beberapa hari, lalu berhenti berminggu-minggu. Saat mulai lagi, semuanya terasa lupa dan harus diulang dari awal. Hal inilah yang membuat proses belajar menjadi semakin berat, padahal jika dilakukan sedikit demi sedikit secara rutin, bahasa Arab lebih mudah dipahami.

Cara Agar Bahasa Arab Lebih Mudah Dipelajari

Belajar bahasa Arab bisa menjadi jauh lebih mudah jika menggunakan metode yang tepat, memiliki motivasi yang kuat, dan didukung oleh lingkungan belajar yang mendukung. Dari sisi metode belajar, sebaiknya mulai dari hal-hal sederhana seperti menghafal kosakata sehari-hari, membaca dialog pendek, atau mempelajari kalimat-kalimat ringan. Cara ini membantu pemula membangun rasa percaya diri, karena mereka bisa melihat hasil belajar secara cepat. Belajar dengan metode induktif yakni melihat contoh kalimat terlebih dahulu baru memahami kaidahnya juga membuat proses belajar lebih mudah karena otak lebih cepat menangkap pola daripada sekadar menghafal aturan.

Namun, metode yang baik perlu didukung oleh motivasi yang kuat. Ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas, seperti ingin memahami makna Al-Qur’an, hadis, dan beberapa kitab turats, atau bisa berbicara dasar dalam bahasa Arab, maka ia akan lebih semangat dan tidak mudah menyerah. Motivasi ini menjadi dorongan utama untuk tetap belajar meskipun menghadapi kesulitan.

Selain metode dan motivasi, lingkungan juga memegang peran penting. Lingkungan yang mendukung, seperti teman yang sama-sama belajar, guru yang sabar membimbing, atau keluarga yang memberikan semangat, dapat membuat proses belajar lebih nyaman. Lingkungan yang sering mempraktekkan bahasa Arab juga membantu otak dan lidah terbiasa berbicara bahasa arab terasa lebih natural dan tidak kaku

Oleh karena itu ketika metode belajar yang tepat, motivasi yang kuat, dan lingkungan yang mendukung saling bekerja sama, belajar bahasa Arab tidak lagi terasa berat. Sebaliknya, prosesnya menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan hasilnya pun terlihat lebih cepat.

Daftar Pustaka:

  1. Hidayat, N. S. (2012). Problematika pembelajaran bahasa Arab. Jurnal pemikiran islam, 37(1).
  2. Sulaikho, S., Yasmar, R., & Umam, K. (2023). Permasalahan Mahasiswa Dalam Mempelajari Morfologi Bahasa Arab. Al-Lahjah: Jurnal Pendidikan, Bahasa Arab, Dan Kajian Linguistik Arab, 6(1), 635-640.
  3. Nurtresnaningsih, I. (2018). Problematika Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Serta Upaya Dalam Menanggulanginya. Alsuniyat: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab, 1(1), 17-29.
  4. Linur, R. (2022). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Mursyidi Sialogo. AL-WARAQAH Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 3(1), 11-21.

© Sepenuhnya. All rights reserved.