Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Buku Metodologi Penelitian: Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan Sosial

Yuk pelajari seluk-beluk ilmu dan metodologi penelitian dari berbagai sudut: filsafat, pendekatan ilmiah, hingga ragam penelitian modern.
Buku Metodologi Penelitian

BAB 1: Manusia dan Permasalahan

Kedudukan manusia sebagai makhluk istimewa di alam semesta dan perintah untuk mencari pengetahuan. Alam semesta (kosmos) dipandang sebagai ada-tidak-mutlak, berbeda dengan Tuhan sebagai Ada-Mutlak, dan berfungsi sebagai objek studi yang mengandung tanda-tanda kebesaran-Nya. Manusia, yang menurut filsafat terdiri dari aspek material dan non-material, diangkat oleh Allah sebagai khalifah (pengelola) di bumi.

Untuk menjalankan tugas ini, manusia dibekali potensi akal, pendengaran, dan penglihatan, serta diperintahkan secara fundamental untuk merenungkan dan meneliti alam, menjadikan pencarian ilmu sebagai bagian dari ibadah. Oleh karena itu, kewajiban manusia adalah terus-menerus memburu pengetahuan. Pengetahuan ini diperoleh melalui dua cara utama: melalui fitrah (pengetahuan yang sudah ada dalam diri) dan melalui usaha (muktasab) yang diperoleh dari pengalaman, penelitian, dan eksperimen ilmiah.

BAB 2: Pendekatan untuk memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia tentang suatu objek tertentu, termasuk ilmu, seni, dan agama. Ilmu sendiri merupakan bagian dari pengetahuan yang bersifat sistematis, rasional, dan dapat diuji kebenarannya. Sumber pengetahuan dapat berasal dari pengalaman, penelaahan, dan intuisi, sebagaimana dijelaskan dalam pandangan filsuf empirisis seperti Francis Bacon, John Locke, dan David Hume yang menekankan bahwa pengalaman inderawi menjadi dasar utama dalam membangun pengetahuan.

Pengetahuan memiliki tiga landasan penting, yaitu ontologi (objek yang dikaji), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (tujuan atau manfaatnya). Dalam memperoleh pengetahuan, manusia menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pendekatan non-ilmiah mencakup akal sehat, prasangka, intuisi, dan coba-coba yang sering kali tidak sistematis dan sulit dipertanggungjawabkan.

BAB 3: Tugas-Tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

Kebingungan terminologi antara ilmu, pengetahuan, dan sains. Para ahli menyarankan agar kata "ilmu" digunakan sebagai padanan untuk 'science' (pengetahuan logis-empiris yang sistematis), sementara "pengetahuan" digunakan untuk 'knowledge' (terminologi generik yang mencakup ilmu dan humaniora). Penggunaan istilah "ilmu pengetahuan" sering dianggap kurang tepat. Ilmu memiliki dua pengertian: sebagai keseluruhan pengetahuan ilmiah, dan sebagai cabang ilmu khusus (seperti biologi atau sosiologi). Inti dari ilmu (sains) adalah sebagai metode pendekatan sistematis terhadap dunia empiris, bukan sekadar akumulasi pengetahuan.

Ilmu didirikan di atas tiga landasan filosofis: ontologi (materi kajian yang harus empiris), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan melalui metode keilmuan), dan aksiologi (manfaat atau kegunaan ilmu bagi manusia). Hakikat keilmuan dicerminkan oleh cara berpikir yang terbuka dan menjunjung tinggi kebenaran.

BAB 4: Metodologi dan Penelitian

Metodologi adalah ilmu tentang metode (logos dan methodos), yang mengkaji keseluruhan proses penelitian, termasuk asumsi filosofis dan etika. Ruang lingkupnya lebih luas. Sementara itu, metode adalah serangkaian teknik spesifik yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data. Metodologi penelitian adalah studi yang mengkaji metode-metode ilmiah untuk memastikan hasil penelitian mencapai derajat ilmiah yang maksimal. Penelitian (atau riset) adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan mencari atau menemukan makna kembali secara berulang-ulang.

Penelitian sangat penting karena didorong oleh: keterbatasan pengetahuan manusia, rasa ingin tahu (curiosity), kebutuhan mencari solusi atas masalah kompleks, dan harapan untuk hidup lebih baik. Penelitian juga berfungsi untuk menambah pengetahuan, memperbaiki praktik di berbagai bidang, dan menginformasikan perdebatan kebijakan publik.

Tujuan penelitian umumnya dibedakan menjadi tiga, yaitu: menemukan (penelitian eksploratif untuk data baru), membuktikan (penelitian verifikatif untuk menguji kebenaran), dan mengembangkan (penelitian developmental untuk memperdalam pengetahuan).

BAB 5: Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian

Metodologi penelitian dipahami sebagai ilmu yang mempelajari berbagai metode, teknik, dan prosedur dalam penelitian untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis, reliabel, dan dapat dipercaya. Metodologi juga mencakup aspek filosofis dan teoretis yang menjadi landasan berpikir bagi peneliti dalam menentukan arah, pendekatan, serta strategi penelitian.

Dengan kata lain, metodologi penelitian berfungsi sebagai panduan konseptual yang membantu peneliti memahami dan memilih metode yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian secara ilmiah.

Metode penelitian lebih berfokus pada alat, teknik, atau prosedur praktis yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data. Metode ini mencakup berbagai jenis pendekatan seperti kualitatif, kuantitatif, deskriptif, eksploratif, maupun studi kasus.

Dalam konteks penelitian ilmiah, metode harus bersifat rasional, empiris, dan sistematis agar hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Pemilihan metode yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat objek yang diteliti, serta jenis data yang akan diperoleh dan diolah 

BAB 6: Metodologi Penelitian Pendidikan

Pendidikan dipahami sebagai proses sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi individu, baik secara intelektual, moral, maupun sosial. Menurut para ahli seperti Emile Durkheim dan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan berfungsi menumbuhkan kemampuan fisik, intelektual, dan karakter moral agar peserta didik mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan juga memiliki fungsi sosial seperti mewariskan budaya, keterampilan, dan nilai-nilai moral antar generasi.

Dalam praktiknya, teori pendidikan berperan sebagai pedoman normatif dan filosofis yang menuntun arah serta tujuan kegiatan mendidik. Metodologi penelitian pendidikan berfokus pada upaya ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan melalui pendekatan yang sistematis, logis, dan empiris. Penelitian pendidikan bertujuan mengembangkan pengetahuan ilmiah yang dapat menjelaskan, memprediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi dalam lingkungan pendidikan.

BAB 7: Ragam Penelitian Ditinjau dari Tujuan

Ragam penelitian berdasarkan tujuan, yaitu eksploratif, pengembangan, verifikatif, dan eksplanatif. Penelitian eksploratif digunakan untuk menggali fenomena baru dan menemukan faktor penyebabnya, sedangkan penelitian pengembangan bertujuan menciptakan atau menyempurnakan produk serta menguji efektivitasnya agar dapat digunakan secara luas. Penelitian verifikatif dilakukan untuk menguji kembali kebenaran hasil penelitian sebelumnya, sementara penelitian eksplanatif berfokus menjelaskan hubungan antarvariabel dan memperdalam teori yang ada.

Keempat jenis penelitian ini saling melengkapi dalam memperkaya pengetahuan ilmiah dan pengembangan berbagai bidang.

BAB 8: Ragam Penelitian Ditinjau dari Fungsi

Ragam penelitian ditinjau dari fungsi, yang meliputi penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Penelitian dasar (basic research) bertujuan mengembangkan teori dan memperluas pengetahuan tanpa memikirkan manfaat praktisnya. Jenis penelitian ini lebih fokus pada pengujian dan pengembangan teori-teori yang menjelaskan fenomena alam atau sosial.

Meskipun tidak langsung memberikan solusi terhadap masalah nyata, penelitian dasar menjadi fondasi utama bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan munculnya teori-teori baru yang kelak dapat dimanfaatkan secara praktis. Penelitian terapan (applied research) dan penelitian evaluatif (evaluation research) berorientasi pada penerapan pengetahuan untuk memecahkan masalah nyata. Penelitian terapan berfokus pada solusi praktis dalam bidang tertentu seperti pendidikan, ekonomi, atau kesehatan, sedangkan penelitian evaluatif menilai sejauh mana program, kebijakan, atau kegiatan mencapai tujuannya.

Penelitian evaluatif juga mencakup penelitian tindakan (action research) dan penelitian kebijakan (policy research), yang berperan penting dalam memperbaiki praktik dan mendukung pengambilan keputusan.

BAB 9: Ragam Penelitian Ditinjau dari Pendekatannya

Ragam penelitian berdasarkan pendekatannya terbagi menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang menekankan pengukuran objektif terhadap variabel-variabel yang dapat dihitung secara statistik. Pendekatan ini digunakan untuk menguji teori atau hipotesis melalui data numerik yang diperoleh dari populasi atau sampel tertentu dengan instrumen penelitian yang terukur.

Sebaliknya, penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dan fenomenologi yang berfokus pada pemahaman makna di balik fenomena sosial atau kemanusiaan secara mendalam. Peneliti kualitatif menjadi instrumen utama dalam pengumpulan data, menggunakan metode seperti wawancara, observasi, dan analisis tematik untuk memahami realitas secara holistik dalam konteks yang alami.

Kedua pendekatan ini sama-sama penting karena saling melengkapi dalam menggali pengetahuan, di mana kuantitatif memberikan kepastian melalui angka, sedangkan kualitatif memberikan kedalaman melalui makna.

BAB 10: Ragam Penelitian Ditinjau dari Bidang

Penelitian kependidikan adalah penelitian yang membahas berbagai masalah dalam dunia pendidikan seperti kurikulum, manajemen, peserta didik, dan guru untuk mencari solusi melalui cara yang objektif, logis, dan empiris. Bidangnya sangat luas, meliputi pendidikan teoretis, praktis, kurikulum dan pembelajaran, bimbingan konseling, serta manajemen pendidikan. Sedangkan penelitian nonkependidikan mencakup bidang di luar pendidikan seperti filsafat, sejarah, politik, ekonomi, sosial, budaya, seni, agama, dan teknologi. Penelitian ini tetap dilakukan secara ilmiah dan sistematis untuk memahami serta memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan masyarakat.

BAB 11: Ragam Penelitian Ditinjau dari Tempat

Ragam penelitian berdasarkan tempat pelaksanaannya terdiri dari tiga jenis, yaitu penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian lapangan.

Penelitian laboratorium dilakukan di laboratorium dengan kondisi yang dapat dikendalikan untuk menguji hubungan sebab-akibat, awalnya banyak digunakan dalam ilmu eksakta namun kini juga diterapkan pada bidang humaniora seperti psikologi dan pendidikan.

Sementara itu, penelitian perpustakaan atau kepustakaan dilakukan dengan menghimpun berbagai sumber literatur seperti buku, jurnal, dan dokumen lain untuk memperoleh data teoretis, biasanya digunakan dalam bidang humaniora seperti pendidikan, sejarah, dan filsafat.

Adapun penelitian lapangan dilakukan secara langsung di lingkungan nyata dengan observasi dan wawancara untuk memperoleh data empiris. Peneliti terlibat langsung di lapangan dalam waktu tertentu agar memahami objek penelitian secara mendalam.

Ketiga jenis penelitian ini saling melengkapi dalam mengembangkan pengetahuan berdasarkan tempat pelaksanaannya.

BAB 12: Ragam Penelitian Ditinjau dari Waktu

Ragam penelitian berdasarkan waktu, yaitu penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal meneliti subjek yang sama pada waktu berbeda untuk melihat perubahan, sedangkan penelitian cross-sectional meneliti berbagai subjek pada satu waktu untuk gambaran cepat. Longitudinal mencakup deret waktu, studi panel, dan studi kohort, namun memerlukan waktu dan biaya besar. Sebaliknya, cross-sectional lebih efisien tetapi tidak menunjukkan perubahan. Keduanya termasuk penelitian perkembangan yang mempelajari pola dan faktor perubahan dari waktu ke waktu.

BAB 13: Ragam Penelitian Ditinjau dari Taraf

Ragam penelitian ditinjau dari tarafnya, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual suatu fenomena, situasi, atau populasi tertentu tanpa melakukan generalisasi. Penelitian ini dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif dan sering disebut praeksperimen karena fokusnya pada eksplorasi dan penggambaran data lapangan.

Sementara itu, penelitian inferensial tidak hanya menggambarkan, tetapi juga menarik kesimpulan umum berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga hasilnya dapat dijadikan dasar untuk prediksi atau tindakan praktis terhadap peristiwa tertentu.

Kedua jenis penelitian ini memiliki peran penting dalam memperkaya pemahaman dan pengambilan keputusan di bidang ilmu sosial dan pendidikan.

BAB 14: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif 

Penelitian kuantitatif dan kualitatif, masing-masing memiliki karakteristik, tujuan, dan metode berbeda namun saling melengkapi. Penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, menekankan pengukuran objektif terhadap fenomena melalui data numerik, uji hipotesis, dan analisis statistik untuk menghasilkan temuan yang dapat digeneralisasikan.

Sementara itu, penelitian kualitatif berakar pada filsafat konstruktivisme, menekankan pemahaman mendalam terhadap fenomena sosial secara kontekstual melalui data deskriptif seperti kata, tindakan, atau simbol, dengan peneliti sebagai instrumen utama.

Perbedaan keduanya mencakup aspek ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi, di mana penelitian kuantitatif bersifat deduktif, terstruktur, dan bebas nilai, sedangkan penelitian kualitatif bersifat induktif, fleksibel, serta terikat nilai.

BAB 15: Metode-Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif, fokus utama pada penelitian eksperimental bertujuan menyelidiki hubungan sebab-akibat melalui manipulasi variabel independen dan perbandingan antara kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dan kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan). Tiga jenis utamanya adalah eksperimen murni (kontrol ketat dan penugasan acak), eksperimen semu (kontrol terbatas, sering digunakan di lapangan), dan eksperimen lemah (validitas rendah).

Selain itu, ada pula penelitian noneksperimental, seperti penelitian deskriptif, yang bertujuan hanya untuk menggambarkan fakta dan karakteristik tanpa mencari hubungan kausal. Penelitian eksperimental, dengan langkah-langkah yang jelas, merupakan metode inti untuk menguji hipotesis dan menemukan hubungan kausal baru.

BAB 16: Metode-Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian interaktif, etnografik, dan historis. Penelitian interaktif menekankan studi mendalam terhadap fenomena sosial dengan pengumpulan data langsung di lingkungan alami serta interpretasi makna oleh peneliti. Metode etnografik berfokus pada pemahaman budaya suatu kelompok melalui observasi partisipatif jangka panjang untuk mengungkap makna perilaku, bahasa, dan interaksi sosial dari perspektif masyarakat yang diteliti.

Sementara itu, penelitian historis bertujuan merekonstruksi peristiwa masa lalu secara sistematis dan objektif melalui analisis dokumen, artefak, dan catatan sejarah guna menjelaskan hubungan sebab-akibat masa lalu terhadap kondisi masa kini dan memberikan dasar rasional untuk memahami serta mengantisipasi peristiwa di masa depan.

Komentar

Buku Metodologi Penelitian karya Moh. Slamet Untung merupakan karya ilmiah yang sangat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang sedang mempelajari metodologi penelitian. Disusun dengan sistematika yang jelas dan bahasa yang mudah dipahami, buku ini menjadi referensi yang tepat bagi pemula untuk memahami konsep serta praktik penelitian ilmiah. Penulis menjabarkan secara runtut tahapan penelitian, mulai dari perumusan masalah, telaah teori, penyusunan hipotesis, hingga analisis data dan penulisan laporan. Urutan penyajiannya yang logis menunjukkan penguasaan mendalam penulis terhadap metodologi penelitian serta upayanya membimbing pembaca agar mampu meneliti secara tepat dan terarah. Selain itu, disertakannya berbagai contoh nyata membuat pembaca tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam penelitian sesungguhnya.

Keunggulan utama buku ini terletak pada kemampuannya menyederhanakan konsep-konsep yang rumit tanpa mengurangi nilai ilmiahnya. Gaya bahasanya komunikatif, penyajiannya logis, dan pembahasannya berfokus pada penelitian di bidang pendidikan, sehingga sangat relevan bagi mahasiswa calon peneliti maupun pendidik. Buku ini juga menanamkan nilai penting dalam penelitian seperti ketelitian, objektivitas, dan berpikir sistematis. Dengan demikian, buku ini tidak hanya memberikan panduan teknis tentang penelitian, tetapi juga membentuk sikap ilmiah yang menjadi dasar penting dalam dunia akademik.

Secara keseluruhan, buku ini merupakan sumber belajar yang bernilai tinggi karena mampu memberikan pemahaman menyeluruh tentang proses penelitian ilmiah sekaligus menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Dengan bahasa yang lugas dan isi yang padat, buku ini sangat layak dijadikan pegangan utama bagi siapa pun yang ingin memahami serta menerapkan metodologi penelitian secara benar. Tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk menjadi peneliti yang disiplin, cermat, dan berintegritas.

Biodata Penulis:

Pangesti Hidayah saat ini aktif sebagai mahasiswa. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid.

© Sepenuhnya. All rights reserved.