Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Gen Z dan HTS: Bahagia, Tersiksa, Tapi Tetap Jalan Terus

Yuk selami dunia HTS anak muda! Dekat tanpa pacaran, nyaman tanpa ikatan, dan tarik-ulur emosi yang justru bikin nagih.

Oleh Esterlin Merrinov Putri Dewanti

Hubungan asmara anak muda sekarang berubah bentuk. Kalau dulu orang berlomba-lomba untuk jadian, sekarang banyak yang memilih bertahan di zona abu-abu: hubungan tanpa status (HTS). Tidak pacaran, tapi dekat. Tidak terikat, tapi saling perhatian. Kadang hangat, kadang dingin. Tersiksa, tapi entah bagaimana tetap dijalani.

Gen Z dan HTS

Komitmen yang Diam-Diam Tetap Ada

Gen Z sering menyebut HTS sebagai hubungan “tanpa tekanan komitmen”. Tapi kenyataannya, komitmen juga tetap muncul diam-diam. Mereka bilang tidak ingin terikat, tapi masih saling menuntut perhatian. Mereka bilang tidak pacaran, tapi cemburu kecil tetap ada. Ada kontradiksi yang lucu sekaligus melelahkan.

Daya Tarik HTS bagi Gen Z

Yang membuat HTS menarik bagi Gen Z adalah fleksibilitasnya. Mereka bisa dekat tanpa kewajiban. Bisa saling sayang, tapi bebas kapan saja menjauh. Polanya labil: hari ini sayang-sayangan, besok bisa saling diam seperti orang asing. Namun justru dinamika itu yang membuat hubungan ini terasa hidup. Ada teka-teki, tarik-ulur, dan emosi yang tidak stabil tapi justru bikin nagih.

Hubungan yang Bertahan Tanpa Kepastian

Anehnya, hubungan semacam ini bisa bertahan sangat lama. Ada yang berjalan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, tanpa pernah benar-benar jadian. Orang luar melihatnya sebagai hubungan yang melelahkan, tapi bagi pelakunya, HTS memberi ruang aman. Ada kedekatan, tapi tidak ada kewajiban. Ada rasa, tapi tidak ada status yang membatasi.

HTS sebagai Pilihan yang Lebih Ringan

Di tengah rutinitas yang cepat dan tekanan hidup yang berat, Gen Z sering merasa pacaran hanya menambah beban. HTS menjadi pilihan yang dianggap lebih ringan. Tidak perlu label, tidak perlu penjelasan panjang, dan tidak perlu tuntutan yang mengikat. Cukup jalan, cukup nyaman, cukup ada.

Paradigma Baru Hubungan di Era Digital

Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi digital menghadapi hubungan dengan cara yang berbeda. Mereka ingin kedekatan, tapi takut kehilangan kebebasan. Mereka mencari seseorang untuk berbagi hari-hari, tapi enggan menghadapi konsekuensi hubungan resmi. HTS menjadi kompromi: tidak jelas, tapi terasa pas untuk mereka.

HTS: Nyaman, Menyakitkan, tapi Tetap Dijalani

HTS bagi Gen Z adalah perpaduan unik antara kenyamanan dan rasa sakit. Bahagia, tapi tersiksa. Dekat, tapi tidak pasti. Dan meski penuh tarik-ulur, hubungan ini tetap berjalan entah karena cocok, entah karena nyaman, atau sekadar karena belum siap benar-benar melepaskan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.