Oleh Pramuda Wardani Anindyawati
Kepribadian remaja menjadi salah satu fondasi penting dalam menentukan bagaimana mereka menjalani kehidupan, mengambil keputusan, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan zaman. Di tengah perkembangan teknologi yang serba cepat, remaja menghadapi dinamika yang jauh lebih kompleks, mulai dari tekanan akademik, pergaulan, hingga tuntutan untuk tampil sempurna di dunia digital. Pada fase inilah kepribadian mereka sedang berkembang secara intens, sehingga pendampingan dari lingkungan pendidikan, terutama melalui layanan Bimbingan dan Konseling (BK), menjadi sangat penting.
Masa remaja sering disebut sebagai periode pencarian identitas. Mereka ingin memahami siapa diri mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka ingin dipandang. Proses ini seringkali diiringi perubahan suasana hati, kebutuhan akan pengakuan sosial, dan dorongan untuk mencoba hal-hal baru. Faktor keluarga, teman sebaya, sekolah, dan media sosial sangat memengaruhi cara mereka memandang diri sendiri. Lingkungan sekolah bahkan menjadi tempat yang paling banyak membentuk kepribadian melalui pengalaman belajar dan interaksi sehari-hari.
Di era digital, media sosial menjadi tantangan besar dalam perkembangan kepribadian remaja. Konten yang menampilkan kehidupan ideal sering menimbulkan perbandingan sosial yang tidak sehat, mengikis rasa percaya diri, dan membuat remaja merasa tidak cukup baik. Informasi yang datang begitu cepat juga mendorong remaja bereaksi impulsif tanpa mempertimbangkan dampak. Tidak jarang muncul konflik identitas ketika citra diri di media sosial berbeda dengan kenyataan hidup mereka.
Dalam situasi ini, guru BK memiliki peran penting untuk membantu siswa memahami kepribadian mereka. Pendampingan BK tidak hanya fokus pada masalah yang muncul, tetapi juga pada penguatan karakter dan potensi diri. Guru BK membantu siswa mengenali kekuatan dan kelemahan, memahami nilai-nilai pribadi, serta menemukan arah diri yang lebih jelas. Ketika remaja mengenal dirinya dengan baik, mereka lebih mampu mengelola tekanan dan membuat keputusan dengan bijak.
Kemampuan mengatur emosi juga menjadi bagian penting dari pembentukan kepribadian. Banyak perilaku bermasalah di sekolah muncul karena ketidakmampuan siswa mengontrol emosi. Melalui layanan konseling dan bimbingan, guru BK dapat membantu siswa memahami emosi mereka, mengenali pemicu stres, dan memilih strategi yang lebih adaptif. Keterampilan ini sangat penting agar remaja tidak mudah terbawa impuls dan mampu menjadi pribadi yang lebih tenang serta tangguh secara mental.
Selain itu, BK berperan dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa. Di tengah komunikasi digital yang membuat interaksi langsung semakin jarang, remaja perlu belajar membangun empati, memahami perspektif orang lain, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Sekolah yang mampu menumbuhkan keterampilan sosial akan menciptakan lingkungan yang lebih hangat dan mendukung perkembangan siswa.
Pada akhirnya, pembentukan kepribadian remaja adalah tanggung jawab seluruh ekosistem sekolah. Program-program yang mendukung kesehatan mental, karakter, dan interaksi sosial akan membantu remaja tumbuh menjadi pribadi yang matang. Kepribadian yang kuat bukan hanya membantu mereka berprestasi secara akademik, tetapi juga mempersiapkan mereka menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Dengan pendampingan yang tepat melalui layanan BK, remaja memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi generasi yang percaya diri, tangguh secara emosional, dan mampu berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Jika diperlukan, artikel ini dapat saya ringkas lagi atau diubah gayanya sesuai kebutuhan media yang akan digunakan.
Biodata Penulis:
Pramuda Wardani Anindyawati saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Program Studi Bimbingan dan Konseling.