Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Peran Literasi Media dalam Membentuk Pola Konsumsi Informasi Generasi Z

Mari bersama membangun kesadaran literasi media agar kita tidak mudah terjebak hoaks dan mampu berpikir jernih di dunia digital.

Oleh Rudolf Darren Commas

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, dapat dikatakan bahwa keterampilan literasi media telah menjadi salah satu kebutuhan paling mendasar bagi setiap orang. Kehidupan digital modern yang kita miliki memungkinkan pertukaran informasi yang tak terbatas, cepat, dan masif. Sumber informasi bisa dari mana saja, seperti televisi, radio, situs web berita, tetapi yang terpenting, mungkin dari situs web sosial. Era modern memberikan peluang yang sangat besar untuk memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah; di saat yang sama, hal ini menciptakan tantangan yang sangat besar dalam memilah pemahaman kritis terhadap informasi. Keterampilan literasi media memainkan peran penting di sini.

Peran Literasi Media dalam Membentuk Pola Konsumsi Informasi Generasi Z

Literasi media tidak hanya mencakup keterampilan membaca teks dan menonton video, tetapi juga memahami, menganalisis, dan bahkan membuat teks dan video tersebut secara efektif. Keterampilan literasi media berkaitan dengan bagaimana seseorang memahami konteks yang terkait dengan suatu informasi dan mengidentifikasi tujuan komunikasi tersebut. Media akan selalu memiliki unsur-unsur yang melekat seperti nilai dan kepentingan media tidak akan pernah netral. Orang yang memiliki keterampilan literasi media yang kuat dapat menganalisis informasi secara kritis dan reflektif.

Literasi media menjadi semakin penting dalam masyarakat modern karena meningkatnya produksi informasi. Kemajuan teknologi telah memungkinkan setiap orang menjadi produsen informasi. Seseorang dapat mengunggah pandangan, berita, dan gambar tanpa melalui verifikasi intensif seperti di media tradisional. Akibatnya, berita bohong dapat dengan mudah dibuat dan disebarkan. Isu-isu kesehatan, politik, bisnis, dan sosial dapat menjadi viral. Misinformasi yang telah disebarluaskan telah mengakibatkan ketidakpuasan yang meluas. Masyarakat dengan literasi media yang terbatas akan dapat dengan cepat mendapatkan dan menyebarkan informasi, sehingga mengakibatkan misinformasi.

Keterampilan literasi media juga memiliki hubungan yang kuat dengan pengetahuan tentang bagaimana media berfungsi. Di platform media sosial seperti Twitter dan Facebook, algoritma berperan besar dalam menentukan apa yang dibaca pengguna dari linimasa mereka. Algoritma digunakan untuk menyajikan konten yang menurut pengguna menarik berdasarkan aktivitas sebelumnya. Hal ini biasanya mengacu pada sesuatu yang disebut gelembung filter atau ruang gema, di mana seseorang hanya membaca apa yang dikatakan orang lain dengan pandangan yang sama, meskipun sangat relevan dan membantu pengguna menavigasi platform secara efisien. Hal ini mengakibatkan hilangnya keberagaman pemikiran dan mengurangi kemampuan untuk menganalisis keputusan secara kritis. Literasi media membantu orang memahami konsep ini sehingga mereka lebih cermat saat melakukan riset.

Selain itu, keterampilan literasi media juga mendidik anggota masyarakat tentang bagaimana tidak semua informasi yang diunggah melalui media digital dapat memiliki niat positif. Beberapa aktor memiliki kemampuan untuk memanipulasi informasi berdasarkan kepentingan pribadi mereka mengenai politik, ekonomi, dan masyarakat. Misalnya, politik telah memanfaatkan platform media sosial untuk memengaruhi persepsi publik secara luas. Publik tidak dapat membedakan antara informasi netral dan informasi yang diunggah dengan agenda tertentu jika mereka tidak memiliki keterampilan literasi media. Mereka juga tidak akan mampu mengidentifikasi teknik-teknik seperti framing dan propaganda.

Namun demikian, literasi media tidak hanya memastikan seseorang menjadi konsumen informasi yang kritis tetapi juga membantu mereka menjadi produsen informasi yang bertanggung jawab. Di era digital saat ini, siapa pun dapat menjadi kreator konten. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk memahami etika digital seperti kebijakan privasi, undang-undang hak cipta, tidak mengunggah segala bentuk ujaran kebencian secara daring, dan terakhir, memeriksa kebenaran informasi yang dibagikan. Berbagi informasi secara keliru dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri. Literasi media menjadikan orang-orang seperti itu bertanggung jawab.

Keterampilan literasi media harus diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Anak-anak yang terpapar gawai dan internet sejak kecil perlu dibimbing untuk menggunakan media secara efektif dan aman. Proses pengajaran tidak hanya membantu mendidik anak-anak cara mengoperasikan gawai, tetapi juga membantu mereka bersikap kritis dan belajar membedakan fakta dan opini. Sekolah dan rumah memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai ini. Guru dapat memperkenalkan keterampilan literasi media ke mereka, dan orang tua dapat menasihati anak-anak mereka tentang penggunaan internet. Selain fungsi-fungsi ini, literasi media juga berperan penting dalam menjaga demokrasi yang sehat. Masyarakat yang melek media tidak akan mudah terpengaruh oleh isu-isu sensasional belaka yang tidak berdasar. Mereka akan mampu membedakan mana yang relevan bagi masyarakat dan mana yang hanya bertujuan untuk memanipulasi respons emosional mereka. Dengan cara ini, mereka akan mampu membuat keputusan yang lebih rasional tidak hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam politik.

Keterampilan literasi media harus terus dikembangkan agar dapat mengimbangi perubahan yang sangat cepat akibat kemajuan teknologi. Lingkungan digital akan terus berkembang media baru akan terus dikembangkan dan informasi akan terus dihasilkan. Seseorang yang gagal memiliki kompetensi dalam keterampilan literasi media akan sangat mudah terpengaruh oleh segala informasi yang mengalir ke dalam hidupnya. Keterampilan literasi media akan sangat penting untuk membantu masyarakat menavigasi kehidupan digital sebagai anggota masyarakat yang kritis, kreatif, dan bertanggung jawab, serta untuk mempertahankan kualitas mereka dalam kehidupan digital.

© Sepenuhnya. All rights reserved.