Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Peta Jalan Keterampilan Adaptif Generasi Z Menuju Puncak Indonesia Emas 2045

Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju pada 2045. Apakah Sumber Daya Manusia (SDM) kita, khususnya Generasi Z, sudah benar-benar siap?

Oleh Chirzandira Rizkyazzahwa

Di era digital, IPK tinggi hanyalah tiket masuk ke dunia kerja, sementara keterampilan teknis dan adaptif adalah mata uang yang sebenarnya. Banyak mahasiswa yang terpaku pada angka akademik, padahal dunia kerja menuntut keahlian yang dapat langsung diaplikasikan, terutama yang berkaitan dengan teknologi. Setelah gerbang rekrutmen terlewati, yang membuat unggul dan terpakai bukanlah nilai, melainkan skill yang dimiliki.

Peta Jalan Keterampilan Adaptif Generasi Z Menuju Puncak Indonesia Emas 2045

Mengapa Hard Skill Saja Tidak Cukup di Era Digital?

Transformasi digital telah menciptakan pergeseran pekerjaan mendasar. Dunia kerja beranjak dari pekerjaan rutin menuju pekerjaan yang berbasis pada keterampilan analitis, kreatif, dan interpersonal.

Tuntutan Utama Dunia Kerja Saat Ini

  1. Pekerjaan Rutin Digantikan: Permintaan meningkat pada keahlian seperti manajemen data, pemrograman, dan kecerdasan emosional.
  2. Struktur Kerja Berubah: Organisasi menjadi lebih fleksibel, kolaboratif, dan adaptif.
  3. Kompetensi SDM Wajib Ganda: Teknis/Hard Skill (Literasi digital, manajemen data, pemanfaatan platform digital) dan adaptif/Soft Skill (Berpikir kritis, komunikasi virtual, pembelajaran mandiri, dan etika digital).

Dunia kerja menuntut setiap individu untuk mengimbanginya dengan keterampilan adaptif (soft skill) yang kuat sebagai kunci untuk dapat beradaptasi dan unggul dalam struktur kerja yang serba digital.

Kekuatan Keterampilan 4C: Senjata Anti-Kadaluwarsa

Abad ke-21 ditandai kemajuan teknologi, globalisasi, dan Revolusi Industri 4.0. Menghadapi era disruptif ini, sistem pembelajaran yang inovatif dan peningkatan kompetensi lulusan 4C adalah keharusan. US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) mengidentifikasi kompetensi berikut sebagai inti dari keterampilan abad ke-21:

  • Keterampilan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills): Menjadi life skill esensial untuk mencermati dan mencari solusi atas segala permasalahan. Di masa Revolusi Industri 4.0, kemampuan ini wajib dimiliki setiap lulusan sebagai keterampilan esensial.
  • Keterampilan Berpikir Kreatif (Creative Thinking Skills): Berhubungan dengan inovasi, penemuan, dan penggunaan pendekatan baru untuk menyelesaikan permasalahan. Kreativitas dipicu oleh 4C lainnya (komunikasi dan kolaborasi) melalui berbagi ide dan feedback.
  • Keterampilan Komunikasi (Communication skills): Kemampuan mengungkapkan pemikiran, gagasan, dan informasi baru secara tertulis maupun lisan. Mencakup keterampilan mendengarkan, menulis, berbicara di depan umum, serta mengekspresikan ide secara efektif.
  • Keterampilan Kolaborasi (Collaboration skills): Bertujuan mengembangkan kecerdasan kolektif, seperti membantu, menyarankan, menerima, dan bernegosiasi, sering dimediasi oleh teknologi. Memberi kesempatan untuk bekerja bersama, menghasilkan ide, dan mendapatkan umpan balik secara real-time.

Kompetensi 4C adalah senjata utama dan kecerdasan kolektif yang dimiliki individu. Keterampilan ini berfungsi sebagai dorongan esensial yang memastikan setiap lulusan memiliki daya saing dan kemampuan adaptasi di dunia kerja yang serba teknologi.

Meninjau Peran Pendidikan Tinggi Menuju 2045

Menghadapi arus perubahan disruptif dan kebutuhan link and match antara pendidikan dan industri, diperlukan kurikulum yang relevan. Kebijakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan menjadi jawaban atas tuntutan tersebut :

  1. Tujuan MBKM: Memberikan otonomi dan fleksibilitas dalam pembelajaran sehingga tercipta kultur belajar yang kreatif, inovatif, memerdekakan, dan fungsional.
  2. Aplikasi: Mahasiswa berpeluang menghabiskan hingga tiga semester di luar program studi melalui magang, penelitian, wirausaha, dan aktivitas pengembangan kompetensi lainnya.
  3. Dampak: Program ini terbukti efektif signifikan dalam meningkatkan soft skill mahasiswa, terutama ketika mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek (PjBL) yang mensimulasikan tantangan dunia nyata.

Proyeksi Generasi Z: Bukan Hanya Pelaku, tapi Penentu

Generasi Z mendominasi struktur demografi Indonesia dan merupakan penggerak utama perekonomian masa depan. Namun, Gen Z masih menghadapi tantangan serius. 

Secara literasi digital, banyak yang belum memiliki keterampilan digital memadai. Motivasi kerja rendah akibat ketidakpastian karir dan tekanan kompetisi. Bimbingan karir pun sering tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Fenomena ini tercermin dari tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kalangan lulusan. 

Indonesia berada di ambang bonus demografi. Ini adalah keuntungan besar jika Gen Z dipersiapkan secara kualitas, tetapi berpotensi menjadi masalah serius jika SDM rendah kualitas dan tidak produktif. Kesiapan kerja Gen Z adalah faktor penentu yang menjadikan Gen Z bukan hanya pelaku, tetapi penentu utama keberhasilan Indonesia dalam menghadapi persaingan global dan mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Pergeseran mendasar di Era 4.0 menegaskan bahwa obsesi terhadap IPK harus digantikan dengan penguasaan Keterampilan 4C. Kompetensi adaptif ini, yang difasilitasi program MBKM, merupakan prasyarat mutlak penentu kualitas Generasi Z. Kualitas ini, pada gilirannya, akan menjamin keberhasilan Indonesia mencapai Visi 2045, menjadikan Gen Z penentu utama puncak kejayaan bangsa di tahun 2045!

Referensi:

  1. Mula, I., & Ristiani, A. (2025). Transformasi Struktur Pekerjaan dan Kebutuhan Keterampilan di Era Teknologi AI dan Otomatisasi di Pasar Global. Nian Tana Sikka: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(1), 155-167.
  2. Nugroho, W., & Tambunan, L. A. (2025). Transformasi Digital dan Dampaknya terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia di Era Industri 5.0. Jurnal Ilmiah Global Education, 6(3), 1959-1974.
  3. Zubaidah, S. (2018, October). Mengenal 4C: Learning and innovation skills untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. In 2nd Science Education National Conference (Vol. 13, No. 2, pp. 1-18).
  4. Adnyana, P. E. S., Juansa, A., Rianty, E., Saputro, D. R. S., Andryadi, A., Winatha, K. R., ... & Na'imah, T. (2025). Pendidikan Abad Ke-21: Tantangan, Strategi dan Inovasi Pendidikan Masa Depan. PT. Star Digital Publishing.
  5. Anggrawan, I. A., Herawati, B. C., ST, M., Suhendra, E., & Soraya, S. (2023). Pendidikan Implementasi Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) di Perguruan Tinggi. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
  6. Putri, N. S., Amelia, N. S., & Dzakirah, N. A. (2025). Analisis Efektivitas Program MBKM dalam Meningkatkan Daya Saing di Dunia Kerja Pada Mahasiswa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. EKOMA: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 4(2), 3478-3490.
  7. Fuada, D. T., Anggraeni, P. A., Puspita, A. C., & Firdaus, V. (2025). Pengaruh literasi digital, motivasi kerja, dan kesempatan bimbingan karir terhadap kesiapan kerja Generasi Z. Innovative: Journal Of Social Science Research, 5(1), 650-665.
  8. Hutagalung, S. S., Nizar, M., & Rakhmadi, R. (2024). Menuju Indonesia Emas 2045: Peran generasi muda bidang sosial, teknologi, dan ekonomi. Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM) Terekam Jejak, 1(1), 1-8.

Biodata Penulis:

Chirzandira Rizkyazzahwa saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.