Oleh Nashwa Reva Azahra
Generasi Z atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gen Z merupakan generasi yang lahir di zaman yang serba cepat. Perkembangan teknologi sangat pesat di era ini sehingga Gen Z harus serba bisa dan kuat. Banyak tuntutan yang muncul mulai dari tugas kuliah, masalah pribadi, maupun masalah di lingkungan sekitar. Di tengah itu semua kehadiran teman kandung sangat penting di kehidupan Gen Z.
Teman kandung adalah sosok teman dekat yang seperti saudara kandung sendiri walau tidak ada ikatan darah. Kehadirannya dapat meringankan beban pikiran yang berkelana di kepala kita. Teman kandung dapat dijadikan "emergency call" dan "psikolog gratis" bagi Gen Z. Karena kita dapat cerita apapun dengan leluasa tanpa rasa takut untuk di hakimi dan dibandingkan dengan yang lainnya. Kita bisa bertukar cerita, membicarakan hal-hal kecil yang ternyata dapat membuat tertawa dan meringankan beban pikiran kita. Selain itu juga dapat dihubungi kapan pun apalagi saat keadaan terdesak.
Aku sendiri pernah mengalami pengaruh luar biasa dari kehadiran teman kandung ini. Saat itu pada siang hari aku sedang dilanda burn out akibat tugas kuliah yang banyak dan membuat kepala rasanya hampir pecah. "Haduh tugasnya bikin pusing, pengen ketemu cerita banyak deh ke Nola" gumamku saat itu. Lalu aku langsung menghubungi Nola yang merupakan teman dekatku untuk aku ajak main pada esok harinya. Nola langsung membalas pesanku pada saat itu juga dan menyetujui ajakanku.
Hari berikutnya kami bertemu dan saling bertukar cerita. "Eh gimana kamu mau cerita apa aja hari ini?" Pertanyaan pembuka dari Nola saat itu langsung menyentuh hatiku, rasanya ada seseorang yang benar benar hadir untuk kita dan rela mendengarkan semua keluh kesah dan cerita kita yang lain tanpa meng-judge.
Momen seperti itu membuatku merasa bahwa kehadiran teman kandung ini sangat penting bagi kesehatan mental Gen Z. Kehadirannya bukan hanya sebagai teman biasa yang hanya bisa diajak main, tapi juga orang yang bisa membangkitkan semangat dan energi kita lewat candaan. Dalam buku The Friendship Cure karya Kate Leaver, dijelaskan bahwa persahabatan berkualitas memiliki efek penyembuhan yang nyata. Gagasan tersebut semakin mendukung bahwa bertemu teman kandung saat keadaan lagi kacau dapat "recharge" energi kita. Sehingga dapat mengurangi stres, menaikkan mood, bahkan membuat kita menjadi lebih semangat menghadapi hari-hari selanjutnya.
Bagi Generasi Z teman kandung ini merupakan sosok penting dan langka yang tidak semua orang punya. Teman kandung hadir menjadi psikolog gratis di tengah-tengah kehidupan Gen Z yang sedang mencari jati diri, penuh tekanan dari berbagai sisi, dan sedang masa penyesuaian pada kehidupan dewasa. Kehadirannya mampu memberi ketenangan emosional yang tidak akan tergantikan. Ia dapat dijadikan sebagai tempat pulang yang membuat kita merasa nyaman dan aman untuk berbagi cerita. Teman kandung ini dapat memvalidasi perasaan kita dan mendengarkan segala cerita kita tanpa harus menghakimi. Hal tersebut membuat kita tidak merasa sendiri apalagi saat capek-capeknya.
Aku percaya bahwa sosok teman kandung ini dibutuhkan banyak orang. Seseorang yang hadir tanpa diminta dan siap setiap saat kapan pun kita membutuhkan bantuan atau perannya. Teman kandung ini menjelma menjadi "rumah" sederhana dan "psikolog gratis" yang menciptakan ruang kecil yang aman dan nyaman bagi pendengarnya. Di mana di dalam "rumah" tersebut kita bisa lebih bebas berekspresi untuk menunjukkan jati diri sendiri yang sebenarnya.
Dapat disimpulkan bahwa kehadiran teman kandung ini sangat penting. Ia memiliki peran dalam membantu menjaga mental health di tengah tekanan yang dihadapi. Lewat hal-hal kecil yang dilakukan bersama dapat membuat kita menjadi lebih semangat untuk menjalani hari berikutnya.
Biodata Penulis:
Nashwa Reva Azahra saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.