Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Tren Abreviasi pada Platform Media Sosial

Ayo kenali tren abreviasi di media sosial! Pelajari bagaimana singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf membentuk gaya komunikasi.

Oleh Putri Nurhasanah

Pesatnya perkembangan teknologi digital telah mengubah cara manusia berkomunikasi. Media sosial seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan Twitter kini menjadi salah satu sarana utama untuk berinteraksi, berbagi informasi, serta membangun hubungan sosial di tingkat individu maupun komunitas global. Platform digital ini memungkinkan pengguna untuk mengekspresi diri dan bertukar ide secara cepat dalam ruang digital yang serba dinamis ini.

Tren Abreviasi pada Platform Media Sosial

Perubahan pola komunikasi ini turut memengaruhi gaya bahasa yang digunakan. Keterbatasan ruang seperti jumlah karakter dalam kolom komentar, serta kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara cepat, mendorong munculnya gaya bahasa baru yang lebih ringkas dan praktis. Salah satu bentuk yang paling menonjol adalah penggunaan abreviasi atau singkatan. Abreviasi sendiri menurut Harimurti Kridalaksana adalah suatu proses menggabungkan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata untuk menghasilkan bentuk kata baru. Kridalaksana membagi abreviasi menjadi lima jenis yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf.

Singkatan merupakan proses yang memendekkan gabungan leksem dengan mengambil huruf awal tiap leksem maupun mengambil beberapa hurufnya saja, contoh singkatan pada pesan singkat di grup WhatsApp seperti “YTTA” dan “PR”. Kedua singkatan ini memuat gabungan kata yang memuat dua kata atau lebih. Singkatan “YTTA” berasal dari gabungan kata yang memuat tiga kata yaitu “yang tahu-tahu saja” dan singkatan PR berasal dari gabungan kata yang memuat dua kata yaitu “pekerjaan rumah”. Terdapat juga beberapa kata yang memiliki dua macam kependekan seperti kata “banget” disingkat menjadi “bngt” dan “bgt”. Kata “sama” juga memiliki dua kependekan yaitu “sm” dan “sma”. Walaupun terdapat beberapa macam singkatan dari suatu kepanjangan, anggota grup tetap memahami arti dari kependekan yang dipakai dalam pesan singkat yang ada di grup WhatsApp tersebut.

Penggalan merupakan suatu proses pemendekan leksem yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem yang dipendekan. Dalam pesan grup WhatsApp ditemukan bentuk penggalan dari pemotongan huruf pertama, dan mempertahankan leksem bagian akhir yaitu “bang” merupakan bentuk asli dari kata “abang”. Pemaknaan “bang” sebagai “abang” terjadi melalui hubungan antara sistem kebahasaan dan realitas sosial. Dari segi kebahasaan, kata ini mengalami penggalan, yaitu dengan menghilangkan huruf awal tetapi tetap mempertahankan inti makna. Dari segi sosial, penggalan kata “abang” sudah terinternalisasi dalam kebiasaan masyarakat sebagai sapaan informal yang lebih ringkas, tetapi tetap menunjukkan keakraban dan penghormatan dalam percakapan. “Ganteng banget si bro”. “Bro” merupakan bentuk asli dari kata “brother”, fonem tersebut diambil dari tiga huruf pertama dari kata “brother”. Pemenggalan brother menjadi “bro” terjadi karena terbentuknya konteks sosial dan penggunaanya dalam berkomunikasi sudah terinternalisasi dalam budaya masyarakat menunjukkan kekerabatan dalam percakapan informal.

Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia. Contoh akronim ditemukan dalam komentar akun Instagram @sandy_sk pada postingan bulan Agustus 2025, “san mabar ml yo”, “mabar” merupakan bentuk akronim dari penggalan awal dari dua suku kata yaitu “Main bareng”, diambil dari gabungan suku kata yang dilafalkan sesuai dengan sewajarnya, yaitu /ma/ /bar/. 

Istilah “mabar” merupakan akronim dari “main bareng”, terbentuk dari penggabungan dua suku kata awal. Dalam komunitas gamer, istilah ini digunakan untuk mengajak bermain game bersama, baik secara daring maupun lokal. Secara semantik, maknanya sejalan dengan konsep bermain bersama dalam dunia nyata, hanya berbeda pada konteksnya saja. “San mabar epep yo”, “mabar” merujuk pada ajakan bermain Free Fire. Istilah ini telah melekat dalam budaya gaming.

Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Abreviasi jenis kontraksi juga ditemukan dalam komentar akun Instagram @sandy_sk pada postingan 26 Agustus 2024, “You’re still a star”, merupakan contoh bentuk kontraksi bahasa Inggris, namun di dalam bahasa Inggris kontraksi diperlihatkan dengan penempatan tanda apostrof pada kata yang dihilangkan. “You’re” merupakan bentuk asli asli dari kata “You are”, penggabungan dua kata menjadi satu dan menggantikannya dengan tanda apostrof. Pemaknaan “You’re” sebagai “You are” terjadi karena adanya hubungan antara sistem kebahasaan, yaitu pembentukan kontraksi, kebiasaan sosial, dan efisiensi dalam interaksi sehari-hari. 

Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan, atau unsur. Contoh lambang huruf yang ditemui pada kolom komentar akun TikTok @sandyk_sk pada postingan bulan Maret 2025 “2M habis berapa hari Sand?”, “M” merupakan bentuk asli dari kata “Miliar” yang kemudian mengalami proses abreviasi jenis lambang yaitu pengekalan huruf pertama “M” yang mewakili konsep dasar kuantitas, satuan, atau unsur. Makna “M” sebagai lambang dari “Miliar” terbentuk melalui hubungan antara struktur kebahasaan dan faktor sosial yaitu kebiasaan masyarakat dalam menyederhanakan angka besar, dan sistem komunikasi global. Pemaknaan lambang “M” tidak hanya berdasarkan bentuknya, tetapi juga melalui interaksi antara bahasa dan realitas sosial di luar bahasa. 

Tidak terbantahkan bahwa aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, Twiter, digunakan oleh pengguna yang berasal dari semua tingkatan umur. Setiap generasi memiliki kekhasan masing-masing terkait komunikasi dalam media sosial, terlebih lagi komunikasi dalam grup yang memiliki kedekatan yang lebih, akan memunculkan ragam praktik berbahasa yang orisinil dan generik. Fenomena abreviasi menunjukkan bahwa abreviasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mempersingkat pesan, tetapi juga menjadi bentuk ekspresi yang mencerminkan identitas, gaya komunikasi, dan budaya digital penggunanya, selain itu abreviasi menunjukkan fleksibilitas bahasa dalam merespon kebutuhan komunikasi modern.

Putri Nurhasanah

Biodata Penulis:

Putri Nurhasanah lahir pada tanggal 8 Januari 2005 di Pekan Baru, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.

© Sepenuhnya. All rights reserved.