Kumpulan Puisi karya Samiati Alisjahbana

Samiati Alisjahbana, seorang penyair Indonesia, lahir pada 15 Maret 1930 di Jakarta. Ia membawa warisan kepenyairan dan kecintaan pada ilmu pengetahuan dari keluarga yang terhormat, menjadi anak sulung dari sastrawan terkenal Sutan Takdir Alisjahbana dan istri pertamanya, Raden Ajeng Rohani Daha.

Pendidikan

Samiati menempuh pendidikan di Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia selama tiga tahun sebelum melanjutkan studinya di Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat, pada tahun 1954.

Melodi Puisi Samiati

Sebagai perempuan, Samiati membawa ke dalam puisinya sebuah kesadaran yang unik akan kehidupan. Ia memilih menyampaikan pesan-pesan sederhana tetapi substansial yang mencerminkan perjuangan dan nilai-nilai penting dalam hidup manusia. Puisi-puisi Samiati mencerminkan tekad untuk terus berjuang dan tidak puas dengan pencapaian yang sudah ada.

Warisan dalam Pendidikan

Puisi-puisi Samiati tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga menjadi materi pembelajaran untuk generasi muda. Selama tahun 1950-1970-an, karyanya dijadikan bahan pelajaran di buku-buku pelajaran untuk siswa SMP dan SMA.

Hal ini menunjukkan bahwa makna dan amanat dalam puisi Samiati memiliki daya tahan dan relevansi yang kuat dalam membimbing generasi penerus.

Pengabdian dalam Antologi dan Terjemahan

Sajak-sajak Samiati Alisjahbana turut menjadi bagian dari berbagai antologi puisi, termasuk:
  1. Seserpih Pinang Sepucuk Sirih: Bunga Rampai Puisi Wanita (1979); dihimpun oleh Toeti Heraty;
  2. Tonggak 2: Antologi Puisi Indonesia Modern (1987); dihimpun oleh Linus Suryadi AG;
  3. Ungu: Antologi Puisi Wanita Penyair Indonesia (1997); dihimpun oleh Korrie Layun Rampan.
Selain menjadi penyair, Samiati juga menunjukkan kepiawaiannya dalam dunia terjemahan dengan menerjemahkan karya "Kitab Wasiat El Pintor dari 1001 Malam" (1942) dari penulis Godfried Bomans.

Kumpulan puisi Samiati baru diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1993 dengan judul "Harapan dan Sangka," kehadiran karya tersebut tetap memberikan wawasan mendalam tentang pandangan hidup dan kesadaran perempuan Indonesia pada zamannya.

Puisi Samiati Alisjahbana

Samiati Alisjahbana meninggalkan dunia pada 15 Agustus 1966, namun karyanya tetap hidup dan memberikan pengaruh dalam pembentukan karakter serta pemikiran masyarakat Indonesia. Melalui keindahan kata-katanya, Samiati merajut melodi perempuan dalam puisi, menggambarkan perjalanan hidup dan kebijaksanaan yang abadi.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Samiati Alisjahbana untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Samiati Alisjahbana

© Sepenuhnya. All rights reserved.