Puisi: Orang-Orang Lorong (Karya Agam Wispi) Orang-Orang Lorong Dentang piano di hari basah sampai juga ke jendela tinggal bingkai di sana terpahat waj…
Puisi: Kota Tua (Karya Agam Wispi) Kota Tua harmonika itu berderai ke sungai tiada perahu bagi venesia boleh mimpi tak sampai-sampai tapi di…
Puisi: Elend (Karya Agam Wispi) Elend (Untuk Renate Schifferli) Berlagu gadis kecil harum dunia di wajahnya akordeon di tangannya Dan …
Puisi: Sekuntum Bunga untuk DNA yang Dibunuh (Karya Agam Wispi) Sekuntum Bunga untuk DNA yang Dibunuh Sekuntum bunga untuk DNA yang dibunuh aku ingat sepatumu yang usang capalan namun matamu tak t…
Puisi: Matinya Seorang Petani (Karya Agam Wispi) Matinya Seorang Petani (1) (buat L. Darman Tambunan) Depan kantor tuan bupati tersungkur seorang petani ka…
Puisi: Latini (Karya Agam Wispi) Latini Latini, ah Latini gugur sebagai ibu anak kecil dalam gendongan Latini, ah Latini gugur diberondon…
Puisi: Revolusi (Karya Agam Wispi) Revolusi kupancing kau masuk hutan kau ikuti aku seperti bayangan tinggal pantai hilang lautan bertimbun b…
Puisi: Beursplein Amsterdam 1990 (Karya Agam Wispi) Beursplein Amsterdam 1990 ( untuk mahasiswa dimana saja ) Di pasar-bursa diperjualbelikan segala perut neg…
Puisi: Demokrasi (Karya Agam Wispi) Demokrasi jenderal, telah kami pasang bintang-bintang di dada kalian dari rejam tuan tanah dan lintah kutuntut bintangmu: mana tanah?! …
Puisi: Gugurnya Seorang Komponis (Karya Agam Wispi) Gugurnya Seorang Komponis (In memoriam Cornel Simanjuntak) (1) di sini terbaring anak merdeka yang tewas menggenggam nyala lagu atau senapan abu atau…