Puisi: Percakapan Malam (Karya Budi Arianto) Percakapan Malam (1) Kau aku bercakap tentang malam mengurai jejak-jejak yang tak membayang tentang siapa membunuh apa daging ta…
Puisi: Menuju Laut (Karya Budi Arianto) Menuju Laut (Mengenang Alm. M. Nurgani Asyik) Menuju laut bayang dan keniscayaan saling memagut semacam kabut menggayut pada sampa…
Puisi: Di Bibir Malam (Karya Budi Arianto) Di Bibir Malam Waktu jua mengantar senja perlahan pandangan kian mengabur begitulah sebuah perjalanan hingga tiba di bibir malam…
Puisi: Lagu Gerimis (Karya Budi Arianto) Lagu Gerimis Seperti malam-malam lumpuh aku lepuh pada lenguh panjang saat kau bisikkan penggalan irama pedih sepedih lagu gerimis memeca…
Puisi: Izinkan Aku Mendekapmu Cinta (Karya Budi Arianto) Izinkan Aku Mendekapmu Cinta Biar duri tak lagi menjelma mawar hingga dahan tubuhku rapuh luluh dalam dekapan purba kelopak terhempas lepa…
Puisi: Hanya Debu Melepas Rindu (Karya Budi Arianto) Hanya Debu Melepas Rindu (1) Barangkali ini cara melepas rindu setelah semusim memintal gelisah pada pengembaraan masing-masing …
Puisi: Pamplet di Harian Pagi (Karya Budi Arianto) Pamplet di Harian Pagi (II) Menyimak berita pagi negeri ini adalah air mata banjiri ladang-ladang kering hanyutkan mimpi mengusir burung…
Puisi: Waktu Berdebu (Karya Budi Arianto) Waktu Berdebu debu-debu melekat di setiap ruang dan waktu sedang waktu selalu saja menapaki jalannya sendiri sementara ruang memen…
Puisi: Pada Sebuah Batu (Karya Budi Arianto) Pada Sebuah Batu Terlalu lama dalam senyap Orang-orang melintasi Sejarah berabad-abad Yang terukir pada batu Terlontar pada …
Puisi: Lelaki Pencatat Kematian (Karya Budi Arianto) Lelaki Pencatat Kematian Lelaki itu berjalan. oh bukan barangkali ia terbang. Membawa harum badan, tapi mengapa aroma tanah basah begi…
Puisi: Sajak Penantian (Karya Budi Arianto) Sajak Penantian (1) I dari beranda aku mencoba menatapmu padahal gerimis dan tangis tak saling sapa selain malam yang membangkit…