Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Saini KM

Puisi: Dewi Sartika (Karya Saini KM)

Dewi Sartika Kuntum yang berkembang dalam sepi Di pinggir jalan tempat sejarah lewat Akankah ia hanya menyebar wangi Pada angi…

Puisi: Bendera Darah dan Air Mata Kami (Karya Saini KM)

Bendera Darah dan Air Mata Kami Telah kami pertahankan bagimu suatu ruang di langit Berkibarlah s'lalu! lambailah angkatan-angkatan yang ak…

Puisi: Pada Suatu Hari (Karya Saini KM)

Pada Suatu Hari Arif tertembak mati. Kata seorang mahasiswa kepada kawannya, di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, pada suatu hari. Udara tib…

Puisi: Surat Bertanggal 17 Agustus 1946 (Karya Saini KM)

Surat Bertanggal 17 Agustus 1946 Kami sambut fajar kami dengan cara tersendiri: Tenggorok perunggu serak memaki-maki angkasa hitam yang gemet…

Puisi: Rumah Cermin (Karya Saini KM)

Rumah Cermin Sebuah rumah cermin dan kita terperangkap di dalamnya Sosok dan wajah pecah bertabur dalam bingkai dan warna beribu kaca. Janga…

Puisi: Selain Cahaya Matamu (Karya Saini KM)

Selain Cahaya Matamu Saya tidak punya apa-apa lagi, selain cahaya matamu memandang pada nasibku. Nabi-nabi lahir dan disalib dalam riwayat hi…

Puisi: Seorang Insinyur di Puncak Bukit (Karya Saini KM)

Seorang Insinyur di Puncak Bukit "Ya. Sejuta jembatan akan melintasi sungai-sungai dan lembah ini. Tangan kita akan menyambungkan rel-re…

Puisi: Sisyphus (Karya Saini KM)

Sisyphus Sisyphus mendorong batu ke puncak gunung dan batu kembali ke jurang menggelundung. Bolak-balik beribu tahun: beribu tahu…

Puisi: Sang Penyair (Karya Saini KM)

Sang Penyair Sepi telah memanggilku untuk mengembara di batas kini dan nanti, malam dan pagi; mendengar bintang bernyanyi, bulan bermimpi. …

Puisi: Wasiat Seorang Ayah (Karya Saini KM)

Wasiat Seorang Ayah Kereta impian, jembatan bianglala, kemanakah kami telah dibawanya? Orang-orang tidur yang tak tahu diri bergulat berebut awan dal…

Puisi: Priangan (Karya Saini KM)

Priangan Di sini tinggal bangsa petani Hati berakar di dalam bumi Sedang kali kehidupan Berhulu di kubur leluhur. Di sini lah…

Puisi: Rindu (Karya Saini KM)

Rindu Kata-kata bermimpi tentang diri mereka sendiri dan jadi lebih cantik, lebih berwarna-warni. Sementara kita kusut tergesa, d…

Puisi: Kota Kelahiran (Karya Saini KM)

Kota Kelahiran Menghimbau kotaku di dasar hijau lembahmu Dinafasi angin di dua musim Ketika fajar berlinang embun Dan gugur bu…
© Sepenuhnya. All rights reserved.