Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Wiji Thukul

Puisi: Lingkungan Kita Si Mulut Besar (Karya Wiji Thukul)

Lingkungan Kita Si Mulut Besar lingkungan kita si mulut besar dihuni lintah-lintah yang kenyang menghisap darah keringat tetangga da…

Puisi: Sajak Ibu (Karya Wiji Thukul)

Sajak Ibu ibu pernah mengusirku minggat dari rumah tetapi menangis ketika aku susah ibu tak bisa memejamkan mata bila adikku tak bisa tidur karena la…

Puisi: Peringatan (Karya Wiji Thukul)

Peringatan jika rakyat pergi ketika penguasa pidato kita harus hati-hati barangkali mereka putus asa. kalau rakyat sem…

Puisi: Suara dari Rumah-Rumah Miring (Karya Wiji Thukul)

Suara dari Rumah-Rumah Miring di sini kamu bisa menikmati cicit tikus di dalam rumah miring ini kami mencium selokan dan sampan bagi kami setiap hari…

Puisi: Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu (Karya Wiji Thukul)

Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu apa guna punya ilmu kalau hanya untuk mengibuli apa gunanya banyak baca buku kalau mulut kau bungkam…

Puisi: Apa Penguasa Kira (Karya Wiji Thukul)

Apa Penguasa Kira Apa penguasa kira rakyat hidup di hari ini saja Apa penguasa kira ingatan bisa dikubur dan dibendung dengan moncon…

Puisi: Momok Hiyong (Karya Wiji Thukul)

Momok Hiyong momok hiyong si biang kerok paling jago bikin ricuh kalau situai keruh jingkrakjingkrak ia bikin kacau dia ahlinya akalnya bulus siasat…

Puisi: Pepatah Buron (Karya Wiji Thukul)

Pepatah Buron Penindasan adalah guru paling jujur bagi yang mengalami lihatlah tindakan penguasa bukan retorika bukan pidatonya Kawa…

Puisi: Habis Upahan (Karya Wiji Thukul)

Habis Upahan Barusan lenyap upah kerja sebulan sekejap lenyap Sekejap saja mampir di kantong dipotong spsi sewa …

Puisi: Geguritan Iki Mung Pengin Kandha (Karya Wiji Thukul)

Geguritan Iki Mung Pengin Kandha Geguritan iki mung pengin kandha ing njaba ana wong sambat ngaluara sajake bubar dipulasara sw…

Puisi: Para Jendral Marah-Marah (Karya Wiji Thukul)

Para Jendral Marah-Marah Pagi itu kemarahannya disiarkan  oleh televisi. Tapi aku tidur. Istriku  yang menonton. Istriku kaget. Sebab …

Puisi: Ujung Rambut Ujung Kuku (Karya Wiji Thukul)

Ujung Rambut Ujung Kuku Ujung rambut ujung kuku gendang telinga dan selaput bola mataku tidak mungkin lupakan kamu bilur di punggun…

Puisi: Lirik-Lirik Pagi (Karya Wiji Thukul)

Lirik-Lirik Pagi Kubuka atap pagi: kabut timur putih, biru puncak lawu biru bayangan pepohon bukit kehangatan menjelajari pelepah pisang dan kulit ja…

Puisi: Semenjak Aku Berkenalan Denganmu (Karya Wiji Thukul)

Semenjak Aku Berkenalan Denganmu semenjak aku berkenalan dengan-Mu inilah yang kukerjakan mengutungi lengan dan kaki yang tumbuh di umur sekujur inil…
© Sepenuhnya. All rights reserved.