Puisi: Ballada Ibu yang Dibunuh (Karya W.S. Rendra) Ballada Ibu yang Dibunuh Ibu musang di lindung pohon tua meliang bayinya dua ditinggal mati lakinya. Bulan sabit terkait malam mem…
Puisi: Sayang (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Sayang (untuk Ginsberg) diamlah sayang biarkan aku dekat padamu diamlah sa…
Puisi: Para Peminum (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Para Peminum di lereng lereng para peminum mendaki gunung mabuk kadang mereka terpeleset jatuh dan mendaki lagi me…
Puisi: Orang yang Tuhan (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Orang yang Tuhan orang yang tuhan gelasnya oleng karena ombak tuak yang bilang minum! kau karam aku tidak! orang yang…
Puisi: Tanah Air (Karya Rustam Effendi) Tanah Air O, tanah airku, yang éndah sangat, Berpandang katifah hijau, berlembah, bekasan danau, berlangit bertudung awan, bergunung berbu…
Puisi: Lautan (Karya Rustam Effendi) Lautan Terdengar derai ombak, bercerai, Terhampar ke pantai, sorai terurai. Mengaum deram, derum lautan, Walaupun di dalam mal…
Puisi: Menangis (Karya Rustam Effendi) Menangis Alangkah benciku mendengar tangis kalau menangis karena sakit. Alangkah marahku mendengar tangis, kalau orang disingg…
Puisi: Mengeluh (Karya Rustam Effendi) Mengeluh (1) Bukanlah béta berpijak bunga, melalui hidup menuju makam. Setiap saat disimbur sukar bermandi darah, dicucurkan dendam. Mena…
Puisi: Bukan Béta Bijak Berperi (Karya Rustam Effendi) Bukan Béta Bijak Berperi Bukan béta bijak berperi, pandai menggubah madahan syair; Bukan béta budak Negeri, musti menurut undangan …