Puisi: Di Depan Cermin (Karya Remy Sylado) Di Depan Cermin Di cermin yang baru dilap aku melihat rembulan dan suara ketawa. Siapa yang menanam manggis di kebunku membuahkan ra…
Puisi: Sebuah Lok Hitam (Karya Hartojo Andangdjaja) Sebuah Lok Hitam buat Sang Pemimpin Sebuah lok hitam terlepas dari gerbong sendiri melancar dalam kelam ia menderam ia melolong…
Puisi: Negeri Gagap (Karya Bambang Widiatmoko) Negeri Gagap Aku pernah belajar menghemat kata-kata Sedikit bicara banyak bekerja Tapi engkau malah mengajariku Agar menambah ka…
Puisi: Warisan (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Warisan kuterima luka ini bagai ibu bagai kakek bagai datukdatukdatukdatukku . . . mendapatkannya tik tik …
Puisi: Daging (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Daging daging coba bilang bagaimana arwah masuk badan bagaimana tuhan dalam denyutmu jangan diam nanti aku marah kalau kulahap kau aku enak sekejap a…
Puisi: Denyut (Karya Sutardji Calzoum Bachri) Denyut akan kau kau kan kah hidupmu kau nanti kau akan kau mau kau mau siapa yang tikam burung yang waktu waktukutukku waktukutukku waktukutukku wakt…
Puisi: Kepada si Miskin (Karya Toto Sudarto Bachtiar) Kepada si Miskin (1) Terasa aneh dan aneh Sepasang-sepasang mata memandangku Menimpakan dosa Terus terderitakanlah pandang begini?…
Puisi: Munajat (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa) Munajat Sepucuk surat yang tersimpan dari balik harapan yang buru-buru dikirimkan sewaktu hari menawarkan secangkir kecemasan. Sura…
Puisi: Secangkir Harapan (Karya Aspar Paturusi) Secangkir Harapan ada secangkir harapan siapa yang duluan minum kau, aku atau siapa saja? ada secangkir harapan mungkin terjadi rebutan bila itu cang…