Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Postingan

Puisi: Shelly Kecil (Karya Darman Moenir)

Shelly Kecil Shelly kecil bertanya padaku Kenapa hari panas sekali Aku tidak menjawab Dan dia menangis Pagi tadi Shelly bangun cepat Tampaknya gelisa…

Puisi: Puncak di Waktu Malam (Karya Darman Moenir)

Puncak di Waktu Malam Dan Ada Bintang-Bintang yang Sinar puncak di waktu malam dan ada bintang-bintang yang sinar pada kerah bajuku yang sendiri meny…

Puisi: Batu Pacakop (Karya Acep Zamzam Noor)

Batu Pacakop Bibirku hanya mendarat di kening batu karang Ketika angin mengabarkan seseorang pergi ke selatan…

Puisi: Kutak Simak Baris-Baris Gerimis (Karya Darman Moenir)

Kutak Simak Baris-Baris Gerimis sebelum sampai di pintu hari adakah engkau yang menunjuk itu? pada pagi mentari yang hilang kutak simak baris-baris g…

Puisi: Tatap Mataku Bicaralah (Karya Raedu Basha)

Tatap Mataku Bicaralah Tatap mataku bicaralah Aih kenapa masih ada badai kau tampung di sudut bibirmu?…

Puisi: Kembali pada Ibu (Karya Kurniawan Junaedhie)

Kembali pada Ibu ( Semalam aku bermimpi Ibu ) Aku masuk lagi ke dalam rahim ibu. Berkutetan di uterus. Mencai…

Puisi: Seekor Cicak di Dinding (Karya Kurniawan Junaedhie)

Seekor Cicak di Dinding Seekor cicak merayap di dinding. Siapa namamu? Singa? Macan? Ah, aku hanya seekor buaya kecil yang kerjanya merayap di d…

Puisi: Kelak, Jika Musim Hujan Berganti (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Kelak, Jika Musim Hujan Berganti bagaimana mungkin kulupukan baris-baris hujan yang telah mengekal dalam kenangan bersamamu. kala itu ahad siang…

Puisi: Sekuntum Senyum (Karya Abdul Wachid B. S.)

Sekuntum Senyum sekuntum senyum yang kau megarkan di setiap bangun tidurmu menarik kupu-kupu untuk mencium …
© Sepenuhnya. All rights reserved.