Sepenuhnya

Aku Tidak Mencintai Ilmu Aku tidak mencintai ilmu aku hanya pemberontak; yang berontak dan selalu benci …

Sajak Buat Bapak Bapak, aku merasakan semua luka tapi tak bisa berkata-kata ah, mari kita diam saja seba…

Peunayong (Meue, Peunayong) Kudengar kau sempat berlari, menumpang Nuh, ketika kota menjadi laut Per…

Blok M Dari jendela bus bertingkat seluruh pandang kubingkiskan buatmu untuk ribuan iklan yang berkejaran …

Tuan Nuh Akulah penumpang yang terjun dari kapalmu terbuai landai pantai yang tiba-tiba surut Akulah pen…

Ironi Hati manusia sudah beku, ketuklah terus sampai kau merasa hidup menjadi lebih indah dan mereka sadar…

Untuk Apa Menulis Puisi Terkadang kita terperangkap oleh ketidakbenaran lalu mengawini ketidakjujuran ke…

Alue Naga Di jembatan Lamnyong kulihat matahari sudah condong ke barat kau masih saja berpura-pura. Bermain …

Jika Kita Diam Saja Berniat dan mampu Berkeinginan dan mau bekerja Harus bekerja! Kita harus mengikat s…

Roda Hidup Untuk sebuah ban dalam aku duduk di tepi jalan menyaksikan roda telanjang diputar penambal den…

Lilin-Lilin dalam Diri Tak bergegas menjadi lilin biarkan malam tanpa lentera desah dalam senyap sayap-say…

Yang Tergenggam dan Yang Hilang Telah lepas berbagai kata Menyapa matahari Telah bermanik kata Menatap c…

Anting di Antara Rahang Kau dan Aku Kau dan aku sepasang anting di antara rahang terlanjur meruang (ruan…

Cahaya, Masuklah ke Dalam Sajakku Aku tak ingin kegelapan merendah matahari biar sajaknya menjelma cahaya me…

Ketika Kau Ucapkan Ungu untuk Warna Puisimu (70 tahun Kemala) Kupikir ketika kau ucap ungu dalam diagfragma ke…

Sekhidmat Lilin Sekhidmat lilin berdekapan dengan maut begitu dekat betapa karib sumbu yang menyala …

Nasihat untuk Mantan Lain kali saat Cinta mencintaimu lagi Janganlah perlakukan Cinta seperti cara kita…

Pisau yang Risau Pisau yang risau Berkelebat-kelebat Di kepalaku meminta tikam Kupendam syahwat dendam…