Postingan

Puisi: Siapalah Hamba (Karya Aspar Paturusi)

Siapalah Hamba teringat saat sujud depan ka’bah jarak begitu dekat tak ada pemisah tapi alangkah jauh untuk mendekati-Mu si…

Puisi: Dahagaku (Karya Aspar Paturusi)

Dahagaku dahaga meneteskan air dari tepi kelopakmu bertahun-tahun muara kering membasuh luka-lukamu Tuhan, kembal…

Puisi: GERIMIS (Karya Aspar Paturusi)

GERIMIS gerimis jatuh di halaman gerimis memercik ke hati gerimis jatuh dari langit gerimis erat memeluk bumi jangan ada …

Puisi: SENDIRI (Karya Aspar Paturusi)

SENDIRI kucoba meraih tingkap meliuk di atas titian bahagia tiba-tiba kemelut badai menyergap aku terjungkal di lembah pengap…

Puisi: KUTUKAN (Karya Aspar Paturusi)

KUTUKAN senjata jadi takluk di tubuh yang lemah namun diselimuti nilai bulat tekad serta berani sarat cinta, iman dan nuran…

Puisi: HAMPA (Karya Aspar Paturusi)

HAMPA kau terlambat bangun pagi ini mimpi indah lelapkan tidurmu jalanan sudah amat macet kau terlambat ikut berburu or…

Puisi: Surat Kakek (Karya Aspar Paturusi)

Surat Kakek buat piut, cucunya cucu, keturunan kelima piut, entah siapa namamu kakek harus percaya, nak hidup di eramu lebih …

Puisi: Petualang (Karya Mahdi Idris)

Petualang Ketika kusadari sebuah mimpi tersurat di malam tidurku bayangan perjalanan belum sepenuhnya tampak di kejauhan, aroma kamp…

Puisi: Bait-Bait Kepulauan (Karya Raudal Tanjung Banua)

Bait-Bait Kepulauan Lewat tangan daratan yang terulur ke laut Kami memandang tanah seberang bangsa-bang…

Puisi: Silhuet (Karya Dimas Arika Mihardja)

Silhuet ( : lanskap senja ) Kata-kata mengarus dan berpusar mengalirkan silhuet dan lanskap hidup  penuh…

Puisi: Antara Gambir dan Surabaya (Karya Syamsu Indra Usman)

Antara Gambir dan Surabaya Di antara perjalananku antara Gambir dan Surabaya aku tau ada sebuah persinggahan di atas sebuah kereta…

Puisi: Perlihatkan Padaku (Karya Mahdi Idris)

Perlihatkan Padaku Perlihatkan padaku jika kau mampu menguji ketabahan kesetiaan yang berwujud temali paling nyali mengekang matahar…

Puisi: Pulang Aku ke Pantun Lama (Karya Raudal Tanjung Banua)

Pulang Aku ke Pantun Lama Kelak, awan berarak dalam pantun lama bukan pertanda air mata. Dan kau yang membaca tidak lagi bernama si anak d…
© Sepenuhnya. All rights reserved.