Postingan

Puisi: Wirid Tak Selesai-Selesai (Karya Tjahjono Widarmanto)

Wirid Tak Selesai-Selesai (1) wirid tak selesai-selesai  gigil menunjuk sebuah jalan  angin meniup setiap pintu  yang akan terbuk…

Puisi: Di Padang Sujud (Karya Tjahjono Widarmanto)

Di Padang Sujud detak arloji berlari di dinding hati berlumut mendesak malam yang selalu saja berkabut untuk kali kesekian aku menc…

Puisi: Usaplah Keningku (Karya Tjahjono Widarmanto)

Usaplah Keningku usaplah keningku, Cintaku usaplah kening yang letih ini terlampau pusing mengubah arah yang salah usaplah biar…

Puisi: Tanah Liat (Karya Tjahjono Widarmanto)

Tanah Liat aku hanya tanah liat tembikar tempayan rapuh sekedar topeng kosong engkau hembuskan hidup lebih sekedar kuasa kata-k…

Puisi: Catatan Kaki tentang Cinta (Karya Tjahjono Widarmanto)

Catatan Kaki tentang Cinta masa lalu mengeja wajahmu tersipu dalam ingatan seperti foto dalam album riwayat yang berdebu jejak dan …

Puisi: Titik (Karya Mansur Samin)

Titik Mencari titik rebutlah satu lagu Hidup Mencari titik akhir terimalah sebuah arti Mati Jakarta, 1965 Sumber:  Horison (November, 1969) Analisis …

Puisi: Aku Kota Sunyi (Karya Ulfatin Ch.)

Aku Kota Sunyi Karena dilahirkan sebagai perempuan aku memilih sendiri dan mencangkul kota sunyi para nabi. Rumah tanpa pintu yang berlumut malam men…

Puisi: Hujan Siang (Karya Ulfatin Ch.)

Hujan Siang Hujan siang memanah jendela di mataku. Pada bibir dan tangan kulihat bayangmu menyala seperti kilat. Angin kali mengisi bangku-bangku den…

Puisi: Sebuah Pemandangan (Karya Apip Mustopa)

Sebuah Pemandangan ombak menggumul pantai pantai menatap matahari dalam kepolosan semesta dalam beribu makna alpa pun bisa apa pun bisa begitu seteru…
© Sepenuhnya. All rights reserved.