Puisi: Kenangan (Karya Amal Hamzah)

Puisi "Pancaran Hidup" karya Amal Hamzah mengeksplorasi tema kehilangan, kenangan, dan perubahan yang ditimbulkan oleh perpisahan.
Kenangan

Putusnya tali kasih kita, adikku manis, datangnya dengan tiba-tiba, laksana pencuri di tengah malam.

Seketika lama engkau tayang aku di irama kasihmu, aduh, lupa beta pada segala, karena berlayar di alun asmara.

Mengapatah demikian, Hatiku, kurang cukupkah kasihku padamu maka engkau rentapkan kebat ini?

Hatiku sendu berluka parah karena rentapan tanganmu halus. Bagaimana pun aku menekan luka itu lamun darah menitik juga dari padanya, setetes demi setetes, merah rona, mengingatkan ku pada warna Kasih.

Kucari lupa, tetapi di manakah aku akan dapati dia? Karena hatiku penuh dengan wajahmu? Sastra pujangga, sajak seni sedih, di musik yang menggetarkan jiwa, di hiruk-pikuk dunia, semua tiada berkuasa melupakan aku pada engkau ... malahan hatiku kecil bertambah meronta, menangis pedih, karena kesunyian tiada tertahan.

Di mana kala hatiku sembuh dari luka ini, Rinduku, bekasnya tetap akan tinggal mengingatkan aku pada kasihmu ... perduli apa aku karena kasihmu tiada lama? Apakah lama? Apakah tiada lama? Bukankah kasihmu telah membukakan Dunia Baru pada hidupku yang sebelum itu tak pernah kukecap? Tiada selalu lama itu membawa bahagia. Sesaat saja dapat pada masanya menguasai kehidupan kita yang akan datang. Dan saat kasihmu yang telah engkau anugerahkan padaku akan aku genggam-teguh, akan aku simpan sebagai pemberian kudus yang penghabisan kali dari padamu padaku. Dan biarpun hatiku sesudah ini takkan dapat lagi bernyanyi ria, mataku tak dapat lagi berbinar terang, tetapi dia tahu, bahwa dulu dia ada juga bernyanyi ria, mataku ada juga berbinar terang ... dan semuanya ini datangnya dari Seruling Kasihmu yang engkau lagukan semasa itu untukku...

Meskipun irama itu sekarang telah lama lenyap disawang lapang dan engkau takkan lagi melagukan Seruling Kasih ini untukku tetapi di hatiku irama itu tetap tinggal dibebat oleh sutera merah merona darah dari kasihku...

Dan putusnya tali ini hanya dapat, bila rumput hijau telah menyelubungi tubuhku dan kemboja bunga menaungi tempatku berhenti...

Sumber: Pembebasan Pertama (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Kenangan" karya Amal Hamzah adalah serangkaian pengamatan tentang kehilangan, kesedihan, dan kenangan akan kasih yang telah hilang.

Kehilangan Kasih: Puisi ini mencerminkan pengalaman kehilangan kasih dan duka yang mendalam. Penyair menggunakan gambaran tiba-tiba putusnya hubungan kasih sebagai pencurian di tengah malam, mengungkapkan rasa tak terduga dan kehilangan yang tidak diinginkan.

Kesedihan dan Kegelisahan: Penyair merenungkan tentang bagaimana kenangan masa lalu masih mempengaruhi hati dan pikiran meskipun hubungan itu telah berakhir. Terdapat rasa kehilangan yang mendalam, serta kesedihan yang sulit dilupakan.

Keabadian Kenangan: Puisi ini menyoroti bagaimana kenangan akan kasih terdahulu dapat terus ada di dalam hati dan pikiran, bahkan setelah kehilangan. Meskipun hubungan kasih itu telah berakhir, kesan dan kenangan dari hubungan tersebut tetap hadir dalam pikiran penyair.

Kekuatan Kenangan: Kenangan akan kebahagiaan masa lalu dan dampaknya pada kehidupan penyair diungkapkan dengan nada yang melankolis. Penyair menekankan bahwa meskipun hubungan telah berakhir, kenangan akan kebaikan masa lalu tetap memberikan arti dan pengaruh dalam hidupnya.

Akhir yang Tidak Bisa Dihindari: Puisi ini mencapai suatu penutup yang merenungkan tentang kematian dan bagaimana hubungan tersebut akan berakhir hanya pada saat penyair meninggal. Hal ini mengilustrasikan betapa dalamnya dampak kenangan pada keseluruhan kehidupan, yang hanya akan berakhir saat hidup penyair berakhir.

Puisi "Pancaran Hidup" adalah puisi reflektif yang mengeksplorasi tema kehilangan, kenangan, dan perubahan yang ditimbulkan oleh perpisahan. Ini memberikan pandangan yang dalam tentang bagaimana kenangan yang dalam dapat memengaruhi keseluruhan eksistensi seseorang.

Amal Hamzah
Puisi: Kenangan
Karya: Amal Hamzah

Biodata Amal Hamzah:
  • Amal Hamzah lahir pada tanggal 31 Agustus 1922 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Amal Hamzah meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1987 di Duisdorf, Jerman Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.