Puisi: Melaut Benciku (Karya Amal Hamzah)

Puisi "Melaut Benciku" karya Amal Hamzah mencerminkan rasa kecewa dan ketidaksenangan penyair terhadap perilaku manusia dan kehidupan di dunia.
Melaut Benciku

Melaut benciku terhadap manusia
melaut pula benciku terhadap ku sendiri
karena dalam kelakuan mereka
terlihat olehku prangaiku asli.

Menjilat!
Menipu!
Membohong!
Memeras!

Kelakuan dibuat-buat supaya
perut kosong gendut seperti tong!

Mulut ketawa:
tampak gigi
kuning
tak pernah digosok,
bau mulut busuk bagai bangkai!

Bah!
Inikah yang dinamakan dunia!
Dunia yang penuh tipu-cedera!

Kalau boleh kupinta dulu
aku tak usah lahir ke dunia-tipu
tapi malang!
Aku lahir bukan kehendakku!

Dalam pelukan cinta berahi
tumbuh benih membusuk diri.
Tercampak ke dunia
sebagai hasil nafsu kedua!

Bah!
Kalau boleh kupinta dulu
jangan badan datang ke mari!

Sumber: Pembebasan Pertama (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Melaut Benciku" karya Amal Hamzah mencerminkan rasa kecewa dan ketidaksenangan penyair terhadap perilaku manusia dan kehidupan di dunia.

Kebencian Terhadap Kelakuan Manusia: Puisi ini mengekspresikan rasa kecewa dan benci terhadap perilaku manusia. Penyair menyoroti perilaku yang dipandang buruk dan menyimpang, seperti kebohongan, penipuan, dan perilaku merugikan lainnya.

Kekecewaan dan Ketidaksenangan Terhadap Dunia: Penyair dengan tegas mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap dunia ini, menyebutnya sebagai "dunia-tipu". Penggambaran ini menunjukkan kekecewaan yang mendalam terhadap moralitas yang dipraktikkan di dalam masyarakat.

Rasa Tak Senang Terhadap Kehidupan: Puisi ini mencerminkan rasa tidak senang akan eksistensi, merasa tak puas akan hidup di dunia ini. Penyair merasa keberadaannya di dunia ini seperti sebuah paksaan atau keinginan yang tidak diinginkan.

Keinginan Tidak Dilahirkan: Penyair menyampaikan keinginannya untuk tidak dilahirkan ke dunia ini, menunjukkan rasa kecewa yang mendalam akan kondisi dan realitas kehidupan yang ada.

Kesedihan dalam Kehidupan: Penyair menunjukkan kesedihan mendalam atas kondisi kehidupan yang dianggapnya penuh dengan penderitaan, kebohongan, dan kekecewaan yang mendalam.

Puisi ini adalah cerminan dari rasa kecewa dan ketidaksenangan mendalam penyair terhadap perilaku manusia dan kondisi dunia, menciptakan gambaran yang sangat kuat tentang kekecewaan akan moralitas dan keadaan hidup.

Amal Hamzah
Puisi: Melaut Benciku
Karya: Amal Hamzah

Biodata Amal Hamzah:
  • Amal Hamzah lahir pada tanggal 31 Agustus 1922 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Amal Hamzah meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1987 di Duisdorf, Jerman Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.