Puisi: Doa (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Doa" karya Amir Hamzah menggambarkan hubungan asmara dan kerinduan penyair terhadap sang kekasih.
Doa


Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,
setelah menghalaukan panas terik.

Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menayang pikir, membawa angan kebawah kursimu.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan
cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!


Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Doa" karya Amir Hamzah adalah sebuah ungkapan perasaan dan kerinduan yang mendalam terhadap sang kekasih. Dalam puisi ini, penyair dengan penuh kelembutan dan ketulusan mengungkapkan perasaannya yang dalam terhadap kekasihnya. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini menciptakan gambaran tentang pertemuan dan hubungan asmara.

Perumpamaan dan Imaji Alam: Puisi ini membuka dengan perumpamaan tentang pertemuan dengan sang kekasih. Penyair bertanya, "Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?" Kemudian, penyair menggambarkan pertemuan itu dengan imaji-imaji alam seperti "senja samar sepoi" dan "masa purnama meningkat naik". Ini menciptakan gambaran suasana romantis dan penuh kerinduan.

Interaksi Alam dengan Perasaan: Puisi ini juga menggambarkan bagaimana alam semesta ikut berinteraksi dengan perasaan penyair. Angin malam yang "mengembus lemah" dan "melambung rasa menayang pikir" menciptakan suasana yang lembut dan menenangkan. Alam semesta seolah-olah memahami perasaan penyair dan mendukungnya.

Perasaan dan Harapan: Puisi ini mengungkapkan perasaan penyair yang tulus dan dalam terhadap sang kekasih. Penyair menyatakan bahwa hatinya "terang menerima katamu" dan "kalbuku terbuka menunggu kasihmu". Hal ini mencerminkan kerinduan dan keinginan penyair untuk merasakan kehadiran dan cinta sang kekasih.

Permohonan dan Doa: Puisi ini mengandung elemen doa, di mana penyair memohon dan berharap bahwa sang kekasih akan mengisi hatinya dengan kata-kata penuh cinta dan cahaya. Doa ini diwujudkan dalam ungkapan "isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu". Ini menunjukkan bahwa penyair berharap kekasihnya akan memberikan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya.

Ekspresi Kecintaan dan Keterbukaan: Puisi ini adalah ungkapan yang tulus dari penyair tentang perasaan cintanya. Bahasa yang indah dan penuh emosi digunakan untuk menggambarkan perasaan-perasaan tersebut. Puisi ini juga mencerminkan keberanian penyair untuk menjadi terbuka dan jujur tentang perasaannya terhadap sang kekasih.

Puisi "Doa" karya Amir Hamzah adalah sebuah ungkapan perasaan yang dalam, tulus, dan romantis. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini menggambarkan hubungan asmara dan kerinduan penyair terhadap sang kekasih. Pesan tentang cinta, harapan, dan permohonan menghasilkan sebuah karya sastra yang indah dan menggugah emosi pembaca.

Tengku Amir Hamzah
Puisi: Doa
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.