Puisi: Pantun Terang Bulan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi: Pantun Terang Bulan Karya: Ajip Rosidi
Pantun Terang Bulan


Terang bulan terang di kali
Buaya timbul disangka mati;
Hidup di dunia hanya sekali
Maka janjimu tetap kunanti.

Terang bulan terang di kali
Buaya timbul disangka mati;
Selama di dunia ingin sekali
Engkau beraja di dalam hati

Buaya timbul disangka mati
Hanyut ke hilir sampai muara;
Engkau beraja di dalam hati
Imanku kukuh was-was pun musnah.

Hanyut ke hilir sampai muara
Buaya memakan segala bangkai;
Kalau iman kukuh sentosa
'Ku tak takut diterjang badai


Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:
Puisi "Pantun Terang Bulan" karya Ajip Rosidi memiliki beberapa aspek menarik yang dapat ditemukan dalam bahasa dan pesannya. Berikut adalah beberapa poin menarik yang bisa ditemukan dalam puisi ini:
  1. Kontras antara terang bulan dan buaya: Puisi ini menggunakan kontras antara terang bulan yang dianggap aman dan buaya yang muncul secara tak terduga untuk menyampaikan pesan. Pada permukaannya, terang bulan memberikan rasa keamanan, tetapi kemunculan buaya yang tidak terduga mengingatkan kita bahwa bahaya bisa muncul kapan saja, bahkan dalam hal-hal yang tampak aman.
  2. Hidup hanya sekali dan janji yang ditunggu: Puisi ini menyoroti bahwa hidup hanya sekali dan mengingatkan tentang pentingnya menepati janji. Janji yang diharapkan tetap akan dinanti dan diingat sampai akhir hidup.
  3. Harapan dan keinginan dalam cinta: Puisi ini mengekspresikan keinginan dan harapan yang kuat dalam cinta. Keinginan untuk memiliki seseorang sebagai raja di dalam hati dan berbagi kehidupan bersama.
  4. Perlawanan terhadap badai dengan iman yang kukuh: Puisi ini menggambarkan perlawanan terhadap badai dalam hidup dengan iman yang kukuh. Meskipun menghadapi tantangan dan ketidakpastian, iman yang kokoh akan memberikan ketenangan dan keberanian untuk menghadapinya.
  5. Simbolisme buaya dan iman: Buaya dalam puisi ini dapat diartikan secara simbolis sebagai tantangan, godaan, atau bahaya dalam hidup. Di sisi lain, iman yang kukuh memberikan kekuatan untuk menghadapinya dan menjaga ketenangan dalam menghadapi segala situasi.
Secara keseluruhan, puisi ini menggunakan perbandingan antara terang bulan dan buaya, serta menggambarkan harapan dalam cinta, perlawanan terhadap badai dengan iman yang kukuh, dan simbolisme buaya dan iman. Puisi ini mengajak kita untuk tetap berpegang pada janji, menjaga iman yang kuat, dan menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan ketenangan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Terang Bulan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.