Sumber: Ohoi (1988)
Analisis Puisi:
Puisi "Kita Semua Asmuni atau Asmuni Cuma Satu?" karya Mustofa Bisri merupakan karya yang menggambarkan kesatuan di balik keragaman manusia, dengan fokus pada konsep keunikan dalam kesamaan.
Kesatuan dalam Keragaman: Penyair menekankan kesatuan dan persamaan dalam keberagaman manusia. Meskipun nama yang digunakan adalah "Asmuni," puisi ini sebenarnya merujuk pada kesatuan umat manusia yang serupa, tanpa memandang status sosial, profesi, atau latar belakang lainnya.
Pesan Universal: Puisi ini memiliki pesan universal yang mendasar, yaitu bahwa pada dasarnya, kita semua manusia, dan dalam kesamaan itulah kita menemukan persatuan.
Asmuni sebagai Metafora: Asmuni digunakan sebagai representasi kesatuan manusia, bukan hanya sebagai nama orang, tetapi lebih sebagai simbol kesatuan yang ada di dalam keberagaman manusia.
Keharusan Asmuni yang Jujur dan Menghibur: Penyair menyoroti pentingnya orang yang jujur dan memberi hiburan dalam masyarakat. Meskipun ada banyak Asmuni dalam kehidupan, hanya ada satu Asmuni yang memiliki sifat-sifat tersebut.
Pemaknaan Mendalam: Puisi ini memberikan refleksi mendalam tentang makna persatuan di tengah keragaman, menggugah pemikiran tentang kesamaan yang ada dalam perbedaan.
Puisi "Kita Semua Asmuni atau Asmuni Cuma Satu?" memperlihatkan perspektif penyair tentang kesamaan manusia di tengah keragaman yang ada. Puisi ini memantik pertanyaan filosofis dan mengundang pemikiran tentang keunikan setiap individu sambil menekankan kesatuan sebagai satu kesatuan manusia.
Puisi: Kita Semua Asmuni atawa Asmuni Cuma Satu?
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Biodata Mustofa Bisri:
- Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
- Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
- Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.