Puisi: Kuterka Gerimis (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kuterka Gerimis" menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan mengatasi perasaan negatif, serta menemukan makna dan harapan dalam ...
Kuterka Gerimis

    Kuterka gerimis mulai gugur
    Kaukah yang melintas di antara korek api dan ujung
rokokku sambil melepaskan isyarat yang sudah
sejak lama kulupakan kuncinya itu

    :
    Seperti nanah yang meleleh dari ujung-ujung jarum
jam dinding yang berhimpit ke atas itu
    Seperti badai rintik-rintik yang di luar itu

1976

Sumber: Horison (Mei, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Kuterka Gerimis" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang perasaan kesepian, kehilangan, dan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari.

Motif Gerimis sebagai Metafora: Gerimis dalam puisi ini tidak hanya menjadi fenomena alam, tetapi juga menjadi metafora bagi perasaan kesepian dan kekosongan emosional yang dirasakan oleh pelaku puisi. Gerimis yang gugur menciptakan suasana melankolis, yang mencerminkan kehampaan dan kekosongan yang dirasakan oleh subjek puisi.

Kehilangan dan Kekosongan Emosional: Penggunaan metafora "korek api dan ujung rokok" menggambarkan tindakan rutin atau kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kesenangan atau hiburan semu, tetapi pada akhirnya tidak mampu mengisi kekosongan atau meredakan kesedihan dalam hati. Ini mencerminkan perasaan kehilangan dan kekosongan emosional yang dihadapi pelaku puisi.

Simbolisme Jam Dinding: Metafora "nanah yang meleleh dari ujung-ujung jarum jam dinding" menggambarkan perasaan terkungkung dalam waktu yang monoton dan membosankan. Jam dinding yang berhimpit ke atas menciptakan suasana terbatas dan terkekang, menambahkan dimensi kehampaan dan kesedihan yang dirasakan oleh subjek puisi.

Perasaan Terperangkap dan Terbatas: Penutup puisi dengan metafora "badai rintik-rintik yang di luar" menunjukkan perasaan subjek puisi yang terperangkap dalam kekosongan dan kesepian, tanpa harapan atau peluang untuk keluar. Gerimis yang gugur di luar menciptakan kontras dengan kehampaan dalam hati, menyoroti perasaan terisolasi dan terpisah dari dunia luar.

Refleksi atas Kehidupan yang Kosong: Secara keseluruhan, puisi "Kuterka Gerimis" menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan kesepian, kehilangan, dan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan metafora dan simbolisme yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan arti eksistensi dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

Puisi "Kuterka Gerimis" adalah refleksi yang mendalam tentang perasaan kesepian, kehilangan, dan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan metafora dan simbolisme yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan mengatasi perasaan negatif, serta menemukan makna dan harapan dalam kehidupan yang mungkin terasa hampa.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kuterka Gerimis
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.