Puisi: Ibuku Dehulu (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Ibuku Dehulu" karya Amir Hamzah menggambarkan hubungan antara seorang anak dan ibunya. Puisi ini mengeksplorasi dinamika emosional antara .....
Ibuku Dehulu


Ibuku dehulu marah padaku
diam ia tiada berkata
aku pun lalu merajuk pilu
tiada peduli apa terjadi.

Matanya terus mengawas daku
walaupun bibirnya tiada bergerak
mukanya masam menahan sedan
hatinya pedih kerana lakuku.

Terus aku berkesal hati
menurutkan setan, mengkacau-balau
jurang celaka terpandang di muka
kusongsong juga -- biar cedera.

Bangkit ibu dipegangnya aku
dirangkumnya segera dikucupnya serta
dahiku berapi pancaran neraka
sejuk sentosa turun ke kalbu.

Demikian engkau;
Ibu, bapa, kekasih pula
berpadu satu dalam dirimu
mengawas daku dalam dunia.


Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibuku Dehulu" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya yang menggambarkan hubungan antara seorang anak dan ibunya. Puisi ini mengeksplorasi dinamika emosional antara anak dan ibu, serta penghargaan atas peran ibu dalam hidup seseorang. Mari kita telaah lebih dalam tentang pesan-pesan yang terkandung dalam puisi ini:

Kehadiran Ibu dalam Marah: Puisi ini dimulai dengan penggambaran ibu yang marah pada sang anak. Meskipun ibu diam tanpa berbicara, mata ibu tetap mengawasi sang anak dengan tajam. Ini menciptakan gambaran tentang rasa perhatian dan keterhubungan emosional ibu terhadap anaknya, meskipun dalam keadaan marah.

Perasaan Anak Terhadap Ibunya: Puisi ini menciptakan suasana perasaan anak yang merajuk pilu karena merasa diabaikan oleh ibunya yang marah. Anak merasa cedera dan tidak peduli dengan konsekuensi dari tindakannya. Ini mencerminkan dinamika perasaan yang kompleks saat anak merasa marah dan merajuk meskipun menyadari marah ibu.

Penyesalan dan Kepedulian Ibu: Puisi ini kemudian menggambarkan perasaan anak yang berubah menjadi kesal dan merasa ingin menciptakan masalah yang lebih besar. Namun, ibu dengan cepat bangkit dan merangkul anaknya dengan kasih sayang. Simbolisasi "dahiku berapi pancaran neraka" yang kemudian disusul dengan "sejuk sentosa turun ke kalbu" menunjukkan perubahan perasaan anak menjadi lebih tenang dan diselamatkan oleh ibunya.

Kesatuan Hubungan: Puisi ini menggambarkan bahwa hubungan antara anak dan ibu adalah hubungan yang unik dan tak tergantikan. Hubungan ini menggabungkan peran ibu, bapa, dan kekasih dalam satu kesatuan. Ibu, bapa, dan kekasih bersatu dalam diri ibu, mengawasi dan melindungi anak dalam perjalanan hidupnya.

Puisi "Ibuku Dehulu" karya Amir Hamzah adalah refleksi atas hubungan antara anak dan ibu, dengan semua kompleksitas emosionalnya. Puisi ini menciptakan gambaran yang penuh dengan empati terhadap perasaan anak dan penghargaan terhadap peran ibu dalam hidup seseorang. Ini juga mengingatkan pembaca tentang peran khusus dan pentingnya seorang ibu dalam membimbing, melindungi, dan mencintai anaknya sepanjang hidup.
Tengku Amir Hamzah
Puisi: Ibuku Dehulu
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.