Puisi: Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku" karya Wiji Thukul menggambarkan pengalaman penyair dalam situasi terbatas dan terkekang.
Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku


Di ruang ini yang bernafas cuma aku
cecak dan serangga

Air menetes rutin dari kran ke bak
mandi
semakin dekat aku dengan detak
jantungku

Dingin ubin, lubang kunci, pintu
tertutup, kurang cahaya
kini bagian hidupku sehari-hari

Di sini bergema puisi
di antara garis lurus tembok
lengkung meja kursi
dan rumah sepi

Puisi yang ditajamkan
pukulan dan aniaya

Tangan besi penguasa.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman pribadi seorang penyair yang ditempatkan dalam kondisi terbatas dan terkekang. Dalam puisi ini, terungkap bagaimana keterbatasan fisik dan lingkungan eksternal dapat mempengaruhi kreativitas dan semangat perlawanan.

Keterbatasan Fisik: Puisi ini menggambarkan penyair berada dalam kondisi fisik yang terbatas. Ruangan yang gelap dengan dingin ubin, lubang kunci, dan pintu tertutup menciptakan atmosfer yang meresapkan perasaan terbatas dan terkekang. Hal ini menggambarkan realitas seorang tahanan atau seseorang yang terkurung.

Kesendirian: Dalam penggambaran ruang yang sunyi, penyair merasakan kesendirian dan isolasi. Tidak ada orang lain dalam ruangan tersebut kecuali cecak dan serangga, yang menggambarkan betapa terasingnya penyair dari dunia luar.

Kreativitas dalam Terbatasnya Kebebasan: Meskipun berada dalam situasi terbatas, penyair tetap mampu menemukan kekuatan dalam kata-kata. Puisi menjadi "bagian hidupnya sehari-hari," dan dalam keheningan ruangannya, dia menemukan ruang untuk mengekspresikan diri dan memberikan suara pada pemikiran dan perasaannya.

Perlawanan dan Kritik Sosial: Puisi ini mengungkapkan nada perlawanan dan kritik sosial yang mendalam. Terdapat penggunaan kata-kata seperti "pukulan" dan "aniaya," yang menggambarkan perasaan ketidakadilan dan penindasan yang mungkin dialami penyair dan orang-orang di sekitarnya. Ini juga mencerminkan sikap tajam Wiji Thukul dalam mengkritik penguasa dan kondisi sosial-politik di Indonesia pada zamannya.

Puisi "Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku" adalah sebuah puisi yang menggambarkan pengalaman penyair dalam situasi terbatas dan terkekang. Meskipun berada dalam kondisi fisik yang sulit, penyair tetap menggunakan puisi sebagai sarana untuk menyuarakan perlawanan dan kritik sosial. Puisi ini mengingatkan kita akan kekuatan kata-kata dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan.

Wiji Thukul
Puisi: Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.