Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Meditasi Membaca Buku" karya Wiji Thukul adalah ungkapan perasaan dan pemikiran penyair tentang kekuatan pengetahuan dan perasaan yang diperolehnya melalui membaca buku.
Kekuatan Pengetahuan: Puisi ini menggambarkan bagaimana membaca buku memberi penyair pengetahuan dan wawasan yang mengangkatnya di atas orang-orang yang bekerja keras membangun dunia fisik. Penyair merasa lebih unggul karena memiliki pengetahuan yang memberinya pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.
Perasaan Kebanggaan dan Kepemilikan: Meskipun tidak memiliki kekayaan materi seperti yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja keras, penyair merasa lebih "mulia" dan "plus" karena memiliki pengetahuan. Hal ini menciptakan perasaan kebanggaan diri dan kepercayaan diri yang mungkin tidak dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki akses ke dunia pengetahuan.
Kritik Terhadap Ketidaksetaraan Sosial: Puisi ini juga menggambarkan kesenjangan sosial yang ada. Ada pemisahan yang kuat antara mereka yang memiliki pengetahuan dan mereka yang tidak memiliki akses ke pengetahuan ini. Penyair merasa memiliki keunggulan karena pengetahuannya, tetapi dia menyadari bahwa ini adalah bentuk ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Perasaan Tidak Berdaya: Meskipun memiliki pengetahuan, penyair merasa tidak berdaya dalam mengubah situasi sosial atau menghadapi pemerintah yang tidak berakal sehat. Dia merasa "tak berani menolak perintah" dan menerima perannya sebagai pembaca buku yang hanya bisa mengamati.
Panggilan untuk Kebangkitan: Puisi ini diakhiri dengan panggilan kepada "saudara-saudara" untuk membangunkan penyair. Ini mungkin merupakan dorongan untuk bergerak dari posisi pasif pembaca buku dan mengambil tindakan nyata dalam perubahan sosial.
Puisi "Meditasi Membaca Buku" karya Wiji Thukul menggambarkan kompleksitas perasaan dan pemikiran penyair tentang pengetahuan, kesenjangan sosial, dan perasaan tidak berdaya. Puisi ini menyoroti pentingnya pengetahuan dalam memahami dunia, tetapi juga mencerminkan frustrasi akan ketidaksetaraan sosial yang ada.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).