Puisi: Untuk Adik (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Untuk Adik" mengajak adik dan generasi muda untuk melawan tantangan, belajar dari pengalaman, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Puisi untuk Adik


apakah nasib kita akan terus seperti
sepeda rongsokan karatan itu?
o, tidak, dik!
kita akan terus melawan
waktu yang bijak-bestari
kan sudah mengajari kita
bagaimana menghadapi derita
kitalah yang akan memberi senyum
kepada masa depan

jangan menyerahkan diri kepada ketakutan
kita akan terus bergulat

apakah nasib kita akan terus seperti
sepeda rongsokan karatan itu?
o, tidak, dik!
kita harus membaca lagi
agar bisa menuliskan isi kepala
dan memahami dunia


Solo, 25 Mei 1987

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Adik" karya Wiji Thukul adalah ungkapan perasaan kasih sayang, semangat perjuangan, dan dorongan untuk terus berkembang. Puisi ini memberikan pandangan tentang menghadapi perubahan dalam hidup dan membangun masa depan yang lebih baik.

Kasih Sayang dan Semangat Perjuangan: Puisi ini ditujukan kepada adik, yang melambangkan generasi muda yang masih memerlukan panduan dan dukungan. Penulis dengan penuh kasih sayang memberikan dorongan pada adik untuk terus berjuang meskipun menghadapi tantangan. Penyebutan "o, tidak, dik!" secara langsung merujuk kepada adik dan mengekspresikan rasa penolakan terhadap gagasan bahwa nasib akan tetap sama.

Melawan Waktu yang Bijak-Bestari: Penulis menyuarakan tekad untuk melawan kekuatan waktu yang dianggap bijak dan bestari. Hal ini menunjukkan semangat perlawanan terhadap ketidakpastian dan perkembangan yang tak terelakkan. Penulis ingin adik mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah arah nasib dan masa depan.

Pembelajaran dari Derita: Puisi ini mengajak adik untuk memahami bahwa derita dan tantangan dalam hidup adalah pelajaran berharga. Pengalaman tersebut dapat membentuk karakter dan memberikan wawasan yang lebih dalam. Penulis percaya bahwa melalui perjuangan, mereka akan menjadi lebih kuat dan dapat menghadapi setiap rintangan.

Memberi Senyum pada Masa Depan: Puisi ini menunjukkan keyakinan bahwa adik dan generasi muda memiliki potensi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan semangat perjuangan dan kegigihan, mereka bisa memberi "senyum" pada masa depan, artinya menciptakan kebahagiaan dan kemajuan bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.

Memahami Dunia dan Membaca: Penulis mendorong adik untuk terus memahami dunia dan belajar melalui membaca. Ini mencerminkan pentingnya pendidikan dan wawasan dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan diri. Dengan memahami dunia dan mengakses pengetahuan, mereka akan lebih siap menghadapi masa depan.

Puisi "Untuk Adik" adalah ungkapan kasih sayang, semangat perjuangan, dan dorongan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Melalui kata-kata yang penuh semangat, penulis mengajak adik dan generasi muda untuk melawan tantangan, belajar dari pengalaman, dan membangun masa depan yang lebih baik melalui upaya dan tekad mereka sendiri.

Puisi untuk Adik
Puisi: Puisi untuk Adik
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.